Senin, 20 Mei 2013

hubungan korelasi antara panjang dan berat


­­­LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM
                                                    
PERCOBAAN I
 KORELASI ANTAR PANJANG DAN BERAT

   NAMA                       : SELVIANI
   NIM                            : H41112334
   HARI/TANGGAL    :SELASA/19 MARET 2013
   KELOMPOK            :II (DUA) B
   ASISTEN                   : MASRAYANI SULAEMAN
                                         ILHAM





LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
            2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
            Manusia selalu memiliki minat yang sangat kuat pada rganisme lain dan lingkungannya, karena adanya kebutuhan hidup. Sebagai pemburu dan pengumpul, orang-orang prasejarah harus mempelajari di mana binatang buruan dan tumbuhan yang dapat dimakan dapat ditemukan dalam jumlah banyak. Para naturalis mulai dari Aristoteles hingga Darwin membuat proses pengamatan dan pemberian organisma di habitat alamiahnya sebagai tujuan akhir, alih-alih sebagai sekedar cara untuk bertahan hidup. Pandangan yang luar biasa masih sangat dapat diperoleh melalui pendekatan deskriptif ini, dan dengan demikian sejarah alam masih mendalami ilmu ekologi (Campbell, dkk., 2010).
            Dalam ilmu ekologi, percobaan-percobaan yang dilakukan mencakub benda-benda hidup. Tak ada organisme yang satu spesies sama persis. Keragaman yang ada nerupakan ciri-ciri dari makhluk hidup dan merupakan dasar terbentuknya evolusi. Setiap organisme di alam mengalami perkembangan dan pertumbuhan, pertumbuhan ini merupakan peningkatan ukuran organisme sebagai akibat dari pertambahan jumlah sel, volume, ukuran dan banyak matriks intraselluler selnya. Pertumbuhan mengakibatkan pertanbahan panjang, lebar, diameter dan pertambahn beratorganisme (Umar, 2013).
            Setiap organisme di alam akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangan meliputi tiga proses yaitu morfogenesis, diferensiasi, dan pertumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan suatu organsime berbeda-beda. Pertumbuhan yang mengakibatkan pertambahan panjang, lebar, diameter secara pasti akan diikuti oleh pertambahan berat dari organisme itu. Sedangkan teknik korelasi merupakan teknik analisi yang melihat kecenderungan pola dalam satu variable berdasarkan kecenderungan pola dalam variable yang lain (Ayu, 2011).
I.2. Tujuan Percobaan
            Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.        Untuk mengetahui apakah hubungan korelasi antara panjang dengan pertambahan berat dari suatu sampel yang diukur.
2.        Mengenalkan dan melatih mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan parameter fisikdan lingkungan.
I.3. Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Maret 2013 pukul 14.30-17.30 WITA di laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Mtematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makssar.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran yang meliputi volume, massa, panjang dan tinggi. Pertumbuhan tidak akan dapat kembali ke bentuk semula sehingga bersifat irreversible. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju dewasa. Indikator perkembangan tidak dapat diukur. Dengan demikian, perkembangan bersifat kualitatif yaitu tidak dapat dinyatakan dengan angka (Suci, 2002).
            Perkembangan meliputi 3 proses yaitu morfogenesis, diferensiasi dan pertumbuhan. Pertumbuhan itu sendiri merupakan peningkatan ukuran organisme sebagai akibat dari pertambahan (pembelahan) jumlah sel, volume, ukuran, dan banykanya matriks intraseluler selnya. Akibat dari pertumbuhan adalah terjadinya pertambahan panjang, lebar, diameter, dan dengan secara pasti akan diikuti oleh pertambahan berat organisme (Suci, 2002).
            Pada dasarnya pertumbuhan ada 3 macam yaitu (Ayu, 2011):
a.      Pertumbuhan Allometrik:
variasi pembentukan relative pada berbagai bagian tubuh yang membantu member bentuk organisme.
b.      pertumbuhan determinan:
Pertumbuhan organisme yang akan berhenti tumbuh setelah mencapai ukuran tertentu. Ini umumnya merupakan ciri khas hewan.
c.       Pertumbuhan intermediet:
Pertumbuhan organisme yang terus bertambah selama masih hidup. Ini umumnya merupakan ciri khas dari tumbuhan.
            Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah dewasa, manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga kelestariannya. Mungkin populasi manusia akan punah. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Jika hewan dan tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka akan mengalami kepunahan. Pada tumbuhan, perkembangan ini menghasilkan bermacam-macam jaringan dan organ tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan berbeda-beda antara spesies satu dengan spesies yang lainnya. Tetapi, pada dasarnya memiliki persamaan tahapan perkembangan, yaitu sebagai berikut (Hamid, 2012):
1.      Pembelahan sel : setelah terjadi fertilisasi (pembuahan sel gamet jantan dan sel gamet betina), terbentuklah zigot. Zigot mengalami pembelahan mitosis secara terus-menerus. Pembelahan ini berlangsung sangat cepat. Sel-sel yang dihasilkan dari pembelahan disebut morula. Morula berkembang menjadi bentuk yang berlubang disebut blastula.
2.      Morfogenesis: blastula terus mengalami pembelahan sel. Selama pembelahan ini terjadi morfogenesis, yaitu proses perkembangan bentuk berbagai bagian tubuh embrio.
3.      Diferensiasi: blastula terus membelah dan membentuk gastrula. Dari gastrula terbentuk embrio. Sel-sel embrio berkembang terus membentuk jaringan, organ, dan sistem organ yang membentuk struktur dan fungsi khusus yang nantinya difungsikan pada waktu dewasa.
4.      Pertumbuhan: setelah terbentuk organ, terjadi pertumbuhan makhluk hidup menjadi lebih besar. Perkembangan berjalan seiringdengan pertumbuhan. Perkembangan adalah proses mencapai kedewasaan. Perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan, yaitu pertumbuhan dapat diukur dengan ukuran tertentu, sedangkan perkembangan tidak dapat diukur dengan suatu ukuran.
Perkembangan pada tumbuhan diawali dengan fertilisasi. Pada awal perkembangannya, embrio mendapatkan makanan dari kotiledon. Kotiledon terdapat pada biji tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan dikotil memiliki dua kotiledon, sedangkan monokotil memiliki satu kotiledon. Pertumbuhan awal tumbuhan dari biji menjadi tanaman baru disebut perkecambahan (Suci, 2002).
Berdasarkan letak katiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu epigeal, dan hipogeal (Suci, 2002):
a.       Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas.
b.      Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.
Petumbuhan disebabkan oleh pertambahan besar dan panjang sel-sel itu sendiri. Pada batang terdapat dua jenis tunas, yaitu tunas yang letaknya di ujung batang yang disebut tunas terminal dan mengandung meristem apikal, serta tunas samping yang nantinya membentuk cabang batang, daun dan bunga (Suci, 2002).
Batang tumbuhan selainbertambah panjang juga dapat bertambah besar. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas kambium, yang termasuk jaringan xilem dan floem. Kambium akan terus membentuk jaringan xilem dan floem baru sehingga batang makin lama akan menjadi besar. Aktivitas kambium meninggalkan batas yang jelas pada batang. Batas ini disebut lingkara tahun (Hamid, 2012).
Koefisien korelasi merupakan alat statistik yang penting jika diterapkan situasi yang tepat. Harus diingat bahwa koefisien korelasi semata-mata menunjukkan keberadaan dan ketidakberadaan sebuah hubungan apakah positif atau negatif antara dua variabel. Hal itu seyogyanya tidak disimpulkan bahwa ini berarti sebuah veriabel adalah penyebab langsung dari yang lain. Bila koefisien korelasi semata-mata digunakan sebagai penunjuk pada beberapa proses hubungan antara dua variabel, maka akan berguna bukannya menyesatkan. Ide koefisien korelasi dapat diperluas pada setiap jumlah variabel (Resosoedarno, 1990).
Korelasi ialah suatu keterkaitan yang bisa ditangkap dari perbandingan dua proporsi yang masing-masing proporsi mengandung 2 kriteria yang salah satu kriteria disebutkan dalam kedua proporsi tersebut. Korelasi terbagi atas (Santoso, 2007):
1.      Korelasi positif: misalkan terdapt sebuah populasi yang anggotanya mengandung suatu kriteria P dan beberapa anggota juga memiliki kriteria Q. Maka, pada populasi tersebut P berkorelasi positif dengan Q jika proporsi Q dalam P bernilai lebih besar daripada proporsi Q dalam non-P. Atau sebaliknya, proporsi P dalam Q lebih besar dari proporsi P dalam non-Q. Sebagai contoh, berdasarkan penelitian yang dilakukan produsen sabun A di sebuah toko B kepada 100 pengunjung, 30 orang membeli sabun, sepuluh di anatanya telah mengingat iklan terbaru sabun A. Sedangkan dari yang tidak membeli, 12 orang di antaranya telah mengingat ilklan sabun tersebut. Dari contoh ini terdapat suatu korelasi positif karena proporsi dari kriteria yang mengingat iklan dan membeli sabun (33%) lebih besar daripada proporsi yang mengingat iklan tidak membeli sabun (17%).
2.      Korelasi negatif dan tidak berkorelasi: suatu korelasi negatif atau malah tidak ada korelasi antara dua proporsi, jika merujuk pada kasus pembelian dan iklan sabun di atas, korelasi negatif terjadi jika proporsi dari kriteria yang mengingat dan membeli sabun lebih kecil daripada proporsi yang mengingat iklan dan tidak membeli sabun. Sedangkan kasus yang tidak berkorelasi bisa terjadi jika kedua proporsi tersebut memiliki tingkat proporsi yang sama (equal).












BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1. Alat
            Alat yang kami gunakan  pada percobaan ini adalah jangka sorong/caliper (0,05 mm), neraca OHAUS (0,01 gram), spidol, mistar dan kalkulator.
III.2. Bahan
            Bahan yang kami gunakan pada percobaan ini adalah biji Flamboyan Delonix regia, kertas grafik, dan kantung plastik.
III.3. Cara Kerja
            Cara kerja adalah sebagai berikut:
1.      Membagi kertas grafik menjadi 15 bagian berbentuk kotakl dengan spidol.
2.      Mengambilbiji yang tersedia secara acak sebanyak 15 biji kemudian meletakkannya pada kertas grafik yag sudah diberi nomor masing-masing.
3.      Mengukur panjang dari tiap biji dengan menggunakan jangka sorong, menulis hasilnya pada kertas grafik yang sesuai dengan nomor kotak masing-masing, kemudian meletakkan biji tersebut ke tempat semula.
4.      Menimbang biji dengan menggunakan neraca OHAUS untuk mengetahui beratnya.
5.      Menggunakan analisis data dari dua kelompok perhitungan masing-masing kelompok untuk perhitungan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
No
X (cm)
Y (gr)
1
1,135
0,30
2
1,115
0,34
3
1,130
0,26
4
1,130
0,30
5
1,050
0,30
6
1,010
0,34
7
1,030
0,32
8
1,080
0,30
9
1,110
0,34
10
1,150
0,32
11
1,115
0,28
12
1,150
0,30
13
1,100
0,28
14
1,160
0,34
15
0,915
0,30
16,38
4,62

IV.1 Hasil
A. biji flamboyant, Delonix regia                   B. biji jarak, Ricinus communis
No
X (cm)
Y (gr)
1
0,265
0,94
2
0,269
0,92
3
0,2625
0,88
4
0,266
0,92
5
0,266
0,84
6
0,268
1
7
0,275
0,94
8
0,255
0,94
9
0,2575
0,76
10
0,267
0,86
11
0,267
0,92
12
0,2495
0,9
13
0,262
0,9
14
0,246
0,84
15
0,2525
0,9
3,928
13,46







IV.2 Analisis Data
IV.2.1 Analisis data hasil pengukuran dan penimbangan biji Flamboyan
No
Xi
Xi2
(Xi-X)
(Xi-X)2
Yi
Yi2
(Yi-Y)
(Yi-Y)2
Xi . Yi
1
0,265
0,07
0,005
0,000025
0,94
0,88
0,04
0,0016
0,2491
2
0,269
0,07
0,009
0,000081
0,92
0,85
0,02
0,0004
0,24748
3
0,2625
0,07
0,00025
0,00000625
0,88
0,77
-0,02
0,0004
0,231
4
0,266
0,07
0,006
0,000036
0,92
0,85
0,02
0,0004
0,245
5
0,266
0,07
0,006
0,000036
0,84
0,71
-0,19
0,0361
0,223
6
0,268
0,07
0,008
0,000048
1
1
0,1
0,01
0,268
7
0,275
0,076
0,015
0,000225
0,94
0,88
0,04
0,0016
0,26
8
0,255
0,884
-0,005
0,000025
0,94
0,88
0,04
0,0016
0,24
9
0,2575
0,066
-0,0025
0,00000625
0,76
0,58
-0,14
0,0196
0,196
10
0,267
0,07
0,007
0,000049
0,86
0,74
-0,04
0,0016
0,23
11
0,267
0,07
0,007
0,000049
0.92
0,85
0,02
0,0004
0,246
12
0,2495
0,06
-0,0105
0,00011025
0,9
0,81
0
0
0,225
13
0,262
0,07
0,002
0,00004
0,9
0,81
0
0
0,24
14
0,246
0,06
-0,014
0,000196
0,84
0,71
-0.06
0,0036
0,21
15
0,2525
0,06
-0,0075
0,00005625
0,9
0,81
0
0
0,23
3,928
1,836
0.02575
0,000989
13,46
12,13
-0,17
0,0773
3,5409

a.       Panjang biji Flamboyan Delonix regia
-          Panjang biji rata-rata (X) =3,928/15=0,26 cm
-          Panjang biji maksimum (X max) = 0,275 cm
-          Panjang biji minimum (X min) = 0,246 cm
b.      Berat Biji Flamboyan Delonix regia
-           Berat biji rata-rata (Y) = 13,46/15 = 0,9 gr
-          Berat biji maksimum (Y max) =1 gr
-          Berat biji minimum (Y min) =0,76 gr
c.      
-          Simpangan baku berat
 Sy = 
      =
       =
        = 0,074

 
Simpangan Baku (Standar Deviasi)
-          Simpangan baku panjang
Sx =
     =
     =
     = 0,0084
d.      Banyaknya kelas ( rumus Sturges)
Jumlah kelas    =   1  +   3,3  log n  
=  1   + 3,3  log 15  
=  4.88  ≈  5
e.       Interval Panjang dan Berat
-         Interval Panjang           =   = 0,0058
-         Interval Berat              =  =  = 0,048
f.       Tabel Distribusi
a)      Panjang                                                    
Kelas
Kelas Distribusi
Frekuensi
A
0,246 – 0,2518
2
B
0,2519 – 0,2577
3
C
0,2578 – 0,2636
2
D
0,2637 – 0,2695
7
E
0,2696– 02754
1

Kelas
Kelas Distribusi
Frekuensi
A
0,76 – 0,808
1
B
0,809 – 0,857
2
C
0,858 – 0,906
2
D
0,907 – 0,955
9
E
0,956 – 1,004
1








a.  Grafik Batang
a)      Panjang
b)      Berat

a.       Analisis korelasi (Rumus Person Product Moment)
rxy =
rxy =
rxy =
rxy
rxy =
rxy =
rxy = 0,074
  1. untuk t tabel
    dk = 15 – nsifat beda = 15 – 2 = 13
    jadi nilai t tabelnya adalah 2,16 
                berarti 0,268 < 2,16
    t hitung < t tabel  = Ho diterima dan H1 ditolak


     
    Uji t (t test)
t   =
    =
    =
=
= 0,268

IV.2.1 Analisis data hasil pengukuran dan penimbangan biji Berat biji jarak Ricinus communis
No.
Xi
Xi²
(Xi-X)
(Xi-X)²
Yi
Yi²
(Yi-Y)
(Yi-Y)²
Xi.Yi
1
1,135
1,288
0,043
0,002
0,30
0,09
-0,01
0.0001
0,340
2
1,115
1,243
0,023
0,0005
0,34
0,11
0,032
0,0010
0,379
3
1,130
1,277
0,038
0,0014
0,26
0,07
-0,238
0,0566
0,294
4
1,130
1,277
0,038
0,0014
0,30
0,09
-0,01
0.0001
0,339
5
1,050
1,102
-0,042
0,0017
0,30
0,09
-0,01
0.0001
0,339
6
1,010
1,020
-0,082
0.0067
0,34
0,11
0,032
0,0010
0,379
7
1,030
1,277
0,038
0,0014
0,32
0,10
-0,208
0,0432
0,329
8
1,080
1,166
-0,012
0,0001
0,30
0,09
-0,01
0.0001
0,339
9
1,110
1,232
0,018
0,0003
0,34
0,11
0,032
0,0010
0,379
10
1,150
1,322
0,058
0,0033
0,32
0,10
-0,208
0,0432
0,329
11
1,115
1,243
0,023
0,0005
0,28
0,08
-0,028
0,0008
0,312
12
1,150
1,322
0,058
0,0033
0,30
0,09
-0,01
0.0001
0,345
13
1,100
1,210
0,008
0.00006
0,28
0,08
-0,028
0,0008
0,312
14
1,160
2,560
0,068
0,0046
0,34
0,11
0,032
0,0010
0,379
15
0,915
0,837
-0,177
0,0313
0,30
0,09
-0,01
0.0001
0,345
16,38
17,948
0,10
0,061
4,54
1,393
-0,005
0,020
4,956
a. Panjang biji Jarak Ricinus communis
- Panjang rata-rata (X)             = 1,092 cm
-Panjang maksimum (X max) = 1,160 cm
- Panjang minimum (X min)    = 0,915 cm
b.    BeratbijiJarak Ricinuscommunis
-Berat rata-rata (Y)              = 0,303 gr
- Berat maksimum (Y max) = 0,34 gr   
-Berat minimum (Y min)    = 0,26 gr
c.       Simpangan Baku untukpanjangbijiJarak Ricinus communis
SDx =0,064
d.      Simpangan Baku untukberatbijiJarak Ricinus communis
SDy= 0,103
e.    Banyaknya Kelas
Banyak Kelas         = 1 + 3,3 log n
                                    = 1 + 3,3 log 15
                                    = 4,88= 5
f.       Interval panjang
 = =  = 0,049 cm
g.      Interval berat
=  = = 0,016 gram
h.    Tabel Ditribusi
-         
-          Berat biji Jarak Ricinuscommunis
Kelas
Interval
frekuensi
A
0,26 – 0,276
3
B
0,277 – 0,293
6
C
0,294 – 0,31
4
D
0,32 – 0,336
4
E
0,337 – 0,353
3
Jumlah
20

 
 Panjang biji Jarak Ricinuscommunis
Kelas
Interval
Frekuensi
A
0,915- 0,964
1
B
0,965-1,014
11
C
1,015-1,064
6
D
1,065 – 1,114
1
E
1,115–1,164
1
Jumlah
20

i.        Grafik perbandingan
  1. Analisis Korelasi
rxy  =
  =
untuk t tabel
dk = 15 – 2 = 13
jadi nilai t tabelnya adalah 2,16 
            berarti 0,136 < 2,16
t hitung < t tabel  = Ho diterima dan H1 ditolak



 
  =
  =
  = 0,038
k.      Uji t (t test)
t     =
      =
      =
=
= 0,136
IV.3 Pembahasan
Pada percobaan ini, membahas tentang hubungan korelasi antara panjang dan berat pada biji yang telah diukur, di mana biji yang dugunakan sebagai bahan percobaan adalah flamboyant Delonix regia dan biji jarak Ricinus communis. Pada pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan korelasi antara pertambahan panjang dan pertambahan berat dari biji yang diukur dengan menggunakan alat yaitu jangka sorong untuk mengukur panjang dan neraca ohaus untuk mengukur berat.
Biji Flamboyan Delonix regia memiliki panjang maksimum = 0.275 cm, panjang minimum = 0,246 cm, dan panjang rata-ratanya = 0,26 cm. Untuk berat maksimum biji salak Salaca edulis sebesar = 1 gram, berat minimum = 0,76 gram, dan memiliki berat rata-rata sebesar = 0,9 gram. Dari hasil pengukuran ini diperoleh data simpangan baku untuk panjang sebesar 0,0084cm, dan berat sebesar 0,074gram. Interval panjang sebesar 0,0058 dan interval berat 0,048. Hasil analisis korelasi biji jarak Ricinus communis adalah 0,074 dan hasil analisis nilai t hitungnya yang diperoleh adalah 0,264.
Data ini kemudian dimasukkan ke dalam table diskusi dan dibagi dalam 5 jumlah kelas. Setelah pengukuran dilakukan, diperoleh interval panjang 0,0058 dan interval berat 0.048. kemudian tiap nilai frekuensi kelas dicari, yaitu seberapa sering data ini muncul dalam interval kelasnya. Kemudian hasil dari pembagian ini dimasukkan ke dalam diagram batang.
Terlihat pada pengamatan menggunakan biji flamboyan, pergerakan frekuensi panjang biji yang berflukstuasi memiliki pola yang sama dengan berat biji, berbeda dengan data biji jarak, terlihat beberapa perbedaan yang agak mencolok antara fluktuasi panjang dan batang pada kelas A, D dan E. perhitungan yang selanjutnya yaitu data dianalisis korelasi dengan menggunakan rumus Person Product Moment untuk mendapatkan nilai rxy. Pada biji flamboyan didapatkan nilai rxy sebesar 0,074 sedangkan  biji jarak 0,038. Hasil uji test ini untuk biji flamboyan didapatkan 0,268 sedangkan biji jarak 0,136. Pada pendataan ini digunakan dua variable berbeda, yaitu penghitungan panjang biji dan berat biji seyang memilikiderajat kebebasan = 15 - 2 = 13, artinya nilai t tabelnya berada di baris ke 13, karena data yang digunakan ada 15 percobaan, maka digunakanlah analisis dengan kebenaran 5 %, maka nilai t tabel yang didapatkan ialah 2,16. Penghitungan ada atau tidaknya korelasi adalah sebagai berikut :
1.               t hitung < t table maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada korelasi
2.               thitung > t table maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada korelasi
3.               thitung = t table maka Ho dan H1 tidak diterima dan tidak ditolak, artinya tidak ada hubungan sama sekali.
Pada biji Flamboyan t hitungnya 0,268, karna 0,268 < 2,16 yang berarti t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Diterimanya Ho ini berarti tidak ada korelasi antara panjang dengan berat, artinya pertambahan panjang tidak diikuti oleh pertambahan berat, yaitu semakin bertambah berat maka panjang biji semakin pendek.Begitu pun sebailikya, pertambahan panjang diikuti oleh penurunan berat biji.
Begitu pula pada biji jarak yang mempunyai nilai t hitung 0,136, karna 0,2136< 2,16 yang berarti t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Diterimanya Ho ini berarti pula tidak ada korelasi antara panjang dengan berat.
Faktor- faktor penyebab tidak adanya korelasi ini adalah Human error,
biasanya kesalahan pendataan dilakukan oleh manusia, baik itu dalam membaca skala pengukuran maupun kesalahan dalam penghitungan.Selain itu alat pengukuran yang rusak dapat pula memberikan informasi yang salah. Kemudian yang kedua adalah Gen Pembentukan fenotip dipengaruhi oleh genotip yang memang telah memiliki struktur berbeda antara perkembangan panjang biji dan berat biji. Kemudian yang ketiga adalah Lingkungan, yakni kondisi alam yang menyebabkan adanya perubahan pada biji.Faktor lingkungan bisa terjadi karna pengaruh suhu, kelembababan, cahaya matahari maupun nutrisi.Selain itu, faktor evolusi juga berperan penting pada ada atau tidaknya hubungan anatara pertambahan panjang dan pertambahan berat biji.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentarnya tulung!! tentang postingan saya