Senin, 20 Mei 2013

METODE SAMPLING BIOTIK UNTUK MENDUGA POPULASI HEWAN BERGERAK



­­­LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM
                                                    
PERCOBAAN VII
 METODE SAMPLING BIOTIK UNTUK MENDUGA POPULASI
HEWAN BERGERAK

               NAMA                       : SELVIANI
               NIM                            : H41112334
               HARI/TANGGAL    : JUMAT/  19 APRIL 2013
               KELOMPOK            : II (DUA) B
               ASISTEN                   : MASRAYANI SULAEMAN
                                                     ILHAM


LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
            2013
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
              Tidak mungkin bagi kita untuk menghitung setiap individu yang terdapat di alam suatu populasi ataupun di dalam suatu komunitas. Dalam mempelajari populasi ataupun komunitas, biasanya dilakukan dengan cara mengambil sampel (contoh) atau sebagian kecil individu dari populasi atau komunitas tersebut, barulah dapat ditarik suatu kesimpulan tentang populasi atau tentang komunitas yang sedang dipelajari. Dalam penarikan contoh (sampling) harus menggunakan metode sampling yang tepat, sebab bila tidak hasil yang akan diperoleh akan bias (Umar, 2013).
              Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetic) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistic, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Soetjipta, 1992).
              Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif (Ariwulan, 2010).
                   Metode Capture-Recapture (tangkap-tandai-lepas-tangkap kembali-lepas) merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung, atau mamalia. Individu yang ditangkap diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (1 hari). Setelah jangka waktu tertentu dilakukan penangkapan yang kedua yang kemudian diidentifikasi (Umar, 2013).
              Untuk mengetahui bagaimana perbedaan populasi dari suatu tempat/lokasi yang berbeda serta untuk melatih para mahasiswa dalam menggunakan peralatan sederhana dalam menduga poplasi hewan bergerak, maka dilakukanlah percobaan ini.
I.2. Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
1.       Untuk menduga atau mengetahui populasi dari suatu areal dengan menggunakan metode Lincoln-Peterson dan metode Zippin.
2.      Untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik sampling organisme dan rumus sederhana dalam memprediksi keadaan suatu komunitas.
I.3. Waktu dan Tempat
            Praktikum ini diawali dengan pengambilan sampel yang dilaksanakan pada hari selasa 16 april 2013, pukul 06.00-07.00 WITA, bertempat di danau Universitas Hasanuddin, Makassar. Kemudian dilanjutkan pelaksanaan praktikum pada hari Jumat tanggal 19 april 2013 pukul 06.00-08.00 WITA, bertempat di danau Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Soetjipta,1992).
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (Soegianto, 1994).
            Penentuan besar kecilnya ukuran sampel tergantung pada antara lain, derajat Keseragaman Populasi (degree of homogenity). Semakin tinggi tingkat homogenitas populasi semakin kecil ukuran sampel yang boleh diambil, semakin rendah tingkat homogenitas populasi semakin besar ukuran sampel yang harus diambil, Tingkat Presisi yang diinginkan (level of precisions). Semakin tinggi tingkat pesisi yang diinginkan peneliti, semakin besar sampel yang harus diambil (Sugiana, 2008).
Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya dan metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi pada rumus Paterson. Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode capture-recapture. Merupakan metode yang sederhana untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. (Resosoedarmo, 1990).
Terdapat dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan. Misalnya untuk menghitung populasi rumput di suatu kebun dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan yang relatif mudah ditangkap dapat dilakukan dengan metode CMR atau Capture- Mark- Recapture dalam bahasa indonesia adalah “ tangkap tandai dan tangkap kembali” (Yoan, 2012).
Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya, dan hasil dapat dibuat dalam sistem daftar. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya dan metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi pada rumus Paterson. Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode capture-recapture. Merupakan metode yang sederhna untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil ( Naughtionn,1973).
Metode CMR dapat digambarkan dengan menangkap hewan, menandainya, melepaskan, dan kemudian ditangkap kembali. Dalam melakukan metode CMR untuk menghitung kepadatan populasi suatu kelompok hewan ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan, (Yoan, 2012) antara lain:
a.       Tanda yang diberikan pada hewan tersebut tidak memnuat hewan merasa terganggu.
b.      Hewan yang bertanda harus menyebar secara merata dengan hewan yang tidak bertanda dalam populasi tersebut.
c.      Tidak boleh ada perpindahan penduduk populasi tersebut baik masuk ataupun keluar.
d.      Tidak ada kelahiran ataupun kematian.
e.       Sampling yang dilakukan harus secara random.
Bila jumlah unsur populasi itu terlalu banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan waktu, kita harus puas dengan sampelKarakteristik sampel disebut statistikKita sebetulnya tidak tertarik pada statistik. Kita ingin menduga secara cermat parameter dart statistik. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori samplingIni berarti sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional. Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample) atau sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih. Memang, sampel mungkin menunjukkan karakteristik yang menyimpang dari karakteristik populasi. Penyimpangan dari karakteristik populasi disebut galat sampling (sampling error). Jadi, galat sampling adalah perbedaan antara hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus. Statistik dapat membantu kita menentukan sampling error hanya bila kita menggunakan sampel tak bias (Ariwulan, 2010).
Sampel tak bias adalah sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas (probability sampling). Dalam sampel probabilitas, setiap unsur populasi mempunyai nilai kemungkinan tertentu untuk dipilih. Karena sampel ini mengasumsikan kerandoman (randomness), maka sampel probabilitas lazim juga disebut sebagai sampel random. Bila kita mengambil sampel tertentu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, kita memperoleh sampel pertimbangan (judgemental sampling), disebut juga sample non-probabilitas. Untuk kedua jenis sampling ini, ada beberapa alternatif teknik penelitian sampel. Teknik penarikan sampel sering disebut rencana sampling ataurancangan sampling (sampling design) (Ariwulan, 2010).
Terdapat beberapa metode sampling contohnya metose simple random sampling Dengan memberikan suatu nomor yang berbeda terhadap setiap anggota populasi, kemudian memilih sampel dengan menggunakan angka-angka random. Dalam metode ini semua elemen dari kerangka sampel diperlakukan sejajar dan tidak dilakukan  pembagian atau sub-sub lagi. Keuntungan menggunakan teknik ini, peneliti tidak membutuhkan pengetahuan tentang populasi sebelumnya, bebas dari kesalahan klasifikasi yang memungkinkan dapat terjadi; dan dengan mudah data di analisis serta kesalahan-kesalahan dapat dihitung. Kelemahan dalam teknik ini, peneliti tidak dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipunyainya tentang populasi dan tingkat kesalahan dalam menentukan ukuran sampel lebih besar (Proyono, 2013).
Penarikan Sampel Secara Random sistematis (Systematic Random Sampling) teknik ini merupakan pengembangan teknik sebelumnya hanya bedanya teknik ini menggunakan urutan-urutan yang alami. Caranya ialah pilih secara random dimulai dari antara ngka 1 dan integer yang terdekat terhadap ratio sampling (N/n); kemudian pilih item-item dengan interval dari integer yang terdekat terhadap ratio sampling.Keuntungan menggunakan sampel ini ialah peneliti menyederhanakan proses  penarikan sampel dan mudah dicek; dan menekan keanekaragaman sampel.Kerugian ialah apabila interval berhubungan dengan pengurutan periodik suatu populasi, maka akan terjadi keaneka-ragaman sampel (Proyono, 2013).
Model Peterson menangkap sejumlah individu dari sujumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan pengambilan ( Penangkapan Ke 2 terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua inilah diidentifikasi indifidu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan ke dua. Metode schanebel ini dapat digunakan untuk mengurangi ke tidak validan dalam metode Patersen. Metode ini membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali (Tarumingkeng, 1994).

















BAB III
METODE PENELITIAN

III. Alat
            Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sweeping net, botol sampel, pulpen dan kertas.

III. Bahan
            Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tinta china dan sampel yang akan diamati.
III. 3. Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan ini adalah dengan menggunakan duan metode yaitu sebagai berikut:
Metode Lincoln-Peterson
1.      Menentukan suatua areal yang akan diamati.
2.      Melakukan penangkapan dengan hewan bergerak dengan menggunakan sweeping net, sweeping net diayunkan kekanan dan kekiri setiap kali melangkah (± 10 langkah) setelah diayunkan jarring sweeping net digulung agar sampel yang telah tertangkap tidak lepas.
3.      Melakukan 3 kali pengambilan di lokasi yang berbeda, sampel yang telah tertangkap di keluarkan dari sweeping net kemudian dikumpulkan lalu setiap sampel kemudian diberi tanda dengan tinta spidol warna merah setelah itu dilepaskan kembali. Penangkapan ke 2 dilakukan setelah selang waktu 24 jam, dilakukan penangkapan dengan sweeping net seperti pada penangkapan pertama. Semua hewan yang telah tertangkap dikumpulkan dan dihitung jumlahnya.
4.      Memeriksa apakah ada hewan yang ditandai pada penangkapan 1 tertangkap pada penangkapan ke 2 jika ada dihitung berapa jumlahnya dan dicatat.
Metode Zippin
1.      Menentukan suatua areal yang akan diamati.
2.      Melakukan penangkapan dengan hewan bergerak dengan menggunakan sweeping net, sweeping net diayunkan kekanan dan kekiri setiap kali melangkah (± 10 langkah).
3.      Melakukan 2 kali pengambilan di lokasi yang berbeda, kemudian menghitung berapa jumlah spesies yang tertangkap.
















1 komentar:

komentarnya tulung!! tentang postingan saya