Rabu, 18 September 2013

tanaman CAM





TANAMAN CAM
Berbeda dengan gerakan stomata yang lazim, stomata tumbuhan CAM membuka pada malam hari, tetapi menutup pada siang hari. Pada malam hari jika kondisi udara kurang menguntungkan untuk transpirasi, stomata tumbuhan CAM membuka, karbon dioksida berdifusi ke dalam daun dan diikat oleh sistem PEP karboksilase untuk membentuk OAA dan malat. Malat lalu dipindahkan dari sitoplasma ke vakuola tengah sel-sel mesofil dan di sana asam ini terkumpul dalam jumlah besar. Sepanjang siang hari stomata menutup, karena itu berkuranglah kehilangan airnya, dan malat serta asam organik lain yang terkumpul didekarboksilasi agar ada persediaan karon dioksida yang langsung akan diikat oleh sel melalui daur Calvin.Beberapa spesies tumbuhan mempunyai sifat yang berbeda dengan kebanyakan tumbuhan lainnya, yakni Tumbuhan ini membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Kelompok tumbuhan ini umumnya adalah tumbuhan jenis sukulen yang tumbuh da daerah kering. Dengan menutup stomata pada siang hari membantu tumbuhan ini menghemat air, dapat mengurangi laju transpirasinya, sehingga lebih mampu beradaptasi pada daerah kering tersebut.Selama malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ii mengambil CO2 dan memasukkannya kedalam berbagai asam organic. Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam krasulase,atau crassulacean acid metabolism (CAM).
Dinamakan demikian karena metabolisme ini pertama kali diteliti pada tumbuhan dari famili crassulaceae. Termasuk golongan CAM adalah Crassulaceae, Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae, Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium lanceanum.
Jalur CAM serupa dengan jalur C4 dalam hal karbon dioksida terlebih dahulu dimasukkan kedalam senyawa organic intermediet sebelum karbon dioksida ini memasuki siklus Calvin. Perbedaannya ialah bahwa pada tumbuhan C4, kedua langkah ini terjadi pada ruang yang terpisah. Langkah ini terpisahkan pada dua jenis sel. Pada tumbuhan CAM, kedua langkah dipisahkan untuk sementara. Fiksasi karbon terjadi pada malam hari, dan siklus calvin berlangsung selama siang hari.
Perbezaan spesis-spesis yang mempunyai 2 laluan (pathways)  C3 dan C4 :-
1. Spesis C4 pada am mempunyai kadar fotosistesis yang lebih tinggi daripada C3, lebih-lebih lagi dalam keadaan intensiti cahaya yang tinggi.
2. Enzim  PEP carboxylase (dalam C4) mempunyai daya mengambil CO2 yang lebih berbanding dengan enzim RuBP carboxylase (dalam C3). Ini bermakna Tumbuhan C4 beroperasi lebih efisien dalam keadaan kepekatan CO2 yang rendah.
3. Tumbuhan C4 mungkin menggunakan lebih tenaga daripada C3 untuk mengikat molekul CO2.
4. Spesis C4 juga mempunyai enzim RuBP carboxylase, tetapi arasnya rendah berbanding dengan spesis C3 (lebih kurang 10%). Sebaliknya, spesis C3 didapati tidak mempunyai enzim PEP carboxylase.
5. Perbezaan anatomi:-
   a. Spesis C4 mempunyai kloroplas dalam sel-sel berkas upih (vascular sheath cells), manakala spesis C3 tiada.
   b. Dalam spesis C4, kloroplas dalam sel-sel berkas upih berbeza dengan spesis C3. Ia mempunyai satu membran luar dengan tiada grana. Kloroplas dalam sel-sel mesofil adalah sama seperti yang terdapat dalam spesis C3.
6. Perbezaan dalam adaptasi untuk C3 dan C4 dan berbeza mekanisma pengikatan CO2.
     Spesis C3 - adaptasi kepada kawasan sejuk, lembab ke panas, dan keadaan yang lembab.
     Spesis C4 - adaptasi kepada kewasan panas,  keadaan kering dan lembab.
7. Dalam spesis C4 kurang berlaku "photorespiration" (respirasi waktu siang), jadi penghasilan bahan kering atau fotosintatnya tidak akan terjejas sepertimana berlaku dalam spesis C3. Photorespiration ini boleh dikira sebagai "counterproductive" kepada penambahan bahan kering dalam tumbuhan.



TABLE ~2. Differences between plants having C4 or C3 cycles of primary photosynthetic carboxylation.

C4 PLANTS
C3 PLANTS
COz compensation point
0-5 ppm
3O~lO0 ppm
Carboxylation product  
Oxaloacetic acid (C4)
PGA (C3)
C02 acceptor
 PEP   
 RuBP
Photorespiration 
Low or absent
 High
 Effect of 02 (0% to 50%) 
None
Inhibitory
Chloroplasts 
One or two kinds 
One kind
Leaf veins 
Well developed bundle sheath, many  bundle sheath, many chloroplasts
 Poorly developed bundle sheath, few chloroplasts 
Photosynthetic efficiency
High 
Usually lower
Maximum rate of photosynthesis
High
Low to high
Productivity 
High 
Low to high

Effect of high temperature 
Stimulates net C02 uptake  
 Inhibits net CO2 uptake
*From R. G. S. Bidwell, Plant Physiology, New York: Macmillan, 1974.

Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan C3. Namun tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang, kedelai, kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3.

Tanaman C3 dan C4 dibedakan oleh cara mereka mengikat CO2 dari atmosfir dan produk awal yang dihasilkan dari proses assimilasi.
Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.

Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada tanaman C4) yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil (sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel "bundle sheath" (sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak mendapat kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil and G sangat rendah, PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi. , laju assimilasi tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnya CO2
Sehingga, dengan meningkatnya CO2 di atmosfir, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebihan.

Contoh tanaman C3 antara lain : kedele, kacang tanah, kentang, dll
contoh tanaman C4 adalah jagung, sorgum dan tebu.

Senin, 16 September 2013

anatomi akar



TUGAS MANDIRI
STRUKTUR PERKEMBANGAN TANAMAN I

SISTEM PENYUSUNAN ANATOMI AKAR










                       
NAMA           : SELVIANI
                        NIM                : H41112334
                        JURUSAN     : BIOLOGI B



LABORATORIUM BIOLOGI DASAR
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.


Pada sayatan melintang akar akan terlihat dari luar ke dalam jaringan-jaringan penyusunnya, yaitu epidermis, korteks, endodermis, dan stele atau silinder pusat. 

akar secara melintang


Akar (root) adalah organ multiselular yang yang menambatkan tumbuhan veskular ke dalam tanah, mengabsorbsi mineral dan air dan seringkali menyimpan karbohidrat.
Anatomi akar tanaman ini terdiri atas sel gabus, kortek, perisikel, floem, floem intraselular, sel inti, dan kanal laticiferous. Struktur anatomi akarnya mengikuti garis dan membentuk  dengan floem intrasirkular. Sel gabusnya selalu tumbuh hanya sampai permukaan saja tidak mendalam tapi melebar dan diding selnya tipis. Sel gabus diisi dengan kristal. Kortexnya sangat kuat atau masuk grup sel batu. Perisikel umumnya seperti papan, berwarna putih, seperti getah dan tidak berserat. Floemnya termasuk sel batu.
Adapun bagian-bagian dari anatomi akar adalah sebagai berikut:
  1. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut. Dinding selnya tipis bersifat semipermeabel, serta mudah dilewati air dan hara tanah. Sel-sel apidermis yang terletak di belakang titik tumbuh akar dan segaris xilem, dapat tumbuh membentuk bulu akar. Terbentuknya bulu akar menyebabkan permukaan akar menjadi lebih luas sehingga penyerapan zat menjadi lebih efisien. Makin jauh dari ujung akar, dinding sel epidermis makin tebal dan bersifat impermiabel (tidak dapat dilalui oleh air dan hara tanah). Sel-sel tersebut mempunyai fungsi pokok sebgai pelindung jaringan.
  1. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
  1. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
  1. Stele (silinder pusat)
Stele merupakan bagian terdalam dari akar. Bagian ini terdiri atas beberapa macam jaringan, yaitu sebagai berikut :
  • Perisikel atau perikambium. Merupakan lapisan terluar dari stele. Dalam perkembangan selanjutnya, sel-sel perisikel yang letaknya segaris dengan xilem dapat berubah menjadi jaringan meristem. Sel-selnya membelah ke arah luar, akhirnya terbentuklah cabang akar. Karena pembentukan cabang akar dimulai dari silinder pusat (dari lapis perisikel) maka pertumbuhan cabang akar tersebut bersifat endogen
  • Vasis atau berkas pembuluh angkut. Terdiri atas xilem dan floem, yang tersusun bergantian menurut arah jari-jari. Pada tumbuhan dikotil, di antara xilem dan floem terdapat kambium. Dalam penampang melintang akar, kambium tampak seperti bintang. Kambium ini merupakan titik tumbuh sekunder, ke dalam membentuk xilem dan ke luar membentuk floem.
  • Jaringan parenkim, jaringan pengisi daerah di antara vasis. Jaringan ini biasa disebut empulur.