Kamis, 27 Maret 2014

tinjauan pustaka Kurva Sigmoid Pertumbuhan

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
            Proses pertumbuhan merupakan hal yang mencirikan suatu perkembangan bagi makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan terjadi penambahan dan perubahan volume sel secara signifikan seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya umur tanaman. Proses pertumbuhan menunjukkan suatu perubahan dan dapat dinyatakan dalam bentuk kurva/diagram pertumbuhan. Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absisi, maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk huruf S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid ini berlaku bagi tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya ataupun sel-selnya (Latunra, dkk., 2009).
Suatu hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang paling sering dijumpai khususnya pada tanaman setahun adalah biomassa tanaman yang menunjukkan pertambahan mengikuti bentuk S dengan waktu, yang dikenal dengan model sigmoid. Biomassa tanaman mula-mula (pada awal pertumbuhan) meningkat perlahan, kemudian cepat dan akhirnya perlahan sampai konstan dengan pertambahan umur tanaman (Awalia, 2013).
             Sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut beberapa pertanyaan kemudian akan muncul seperti apakah itu karena factor X,Y dan Z. Apakah itu karena hubungan yang demikian di antara faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor dan proses atau hubungan diantara satu dengan faktor lain, hipotatik akan dilahirkan yaitu yang mendapatkan dukungan paling kuat (sesuai fakta yang tersedia). Faktor dan hubungan yang ditempatkan tersebut kemudian ditampilkan secara bersama dalam suatu bentuk bahasa matematik yaitu model matematik (Awalia, 2013).
            Hal-hal di ataslah yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini sehingga laporan ini dapat dikerjakan.
I.2. Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati laju tumbuh daun sejak dari embrio dalam biji hingga daun mencapai ukuran tetap pada tanaman kacang merah Phaseolus vulgaris.
I.3. Waktu dan Tempat
            Percobaan kurva sigmoid pertumbuhan dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 21 Maret 2014, pukul 14.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar, dengan pengamatan selama 14 hari, di lantai tiga Gedung Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat dibalikkan dalam ukuran pada sistem biologi. Secara umum pertumbuhan berarti pertambahan ukuran karena organisme multisel tumbuh dari zigot, pertumbuhan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertumbuhan biologis terjadi dengan dua fenomena yang berbeda antara satu sama lain. Pertambahan volume sel dan pertambahan jumlah sel. Pertambahan volume sel merupakan hasil sintesa dan akumulasi protein, sedangkan pertambahan jumlah sel terjadi dengan pembelahan sel (Kaufman, dkk., 1975).
Pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. Apabila digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid (bentuk S). Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi-variasi di dalam lingkungan. Ukuran akhir, rupa dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan (Tjitrosomo, 1999).
Laju pertumbuhan suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu, oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik, dengan laju tumbuh ordinat dan waktu pada absisi. Maka grafik itu merupakan suatu kurva berbentuk huruf S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid ini berlaku bagi tumbuhan lengkap bagian-bagiannya ataupun sel-selnya (Sujarwati, 2004).
Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali: fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti bahwa laju pertumbuhan (dv/dt) lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua (Salisbury dan Ross, 1992).
Untuk sistem tanaman suatu kompertemen dapat dianggap sebagai tempat substrat dan kompertemen lain sebagai tempat produk yang dapat berupa senyawa organik atau biomassa (berat kering) jaringan, organ atau keseluruhan tumbuhan (Sitompul, 1995).
Reproduksi dan perkembangan adalah topik yang sangat berhubungan erat. Baik suatu tumbuhan muncul dari zigot yang dihasilkan secara seksual ataupun melalui reproduksi vegetatif, perubahannya menjadi sebuah individu baru yang utuh bergantung pada mekanisme yang membentuk organ seperti daun dan akar, dan membentuk pola khusus pada sel-sel dan jaringan tertentu di dalam organ tersebut. Perkembangan (development) adalah penjumlahan seluruh perubahan yang secara progresif merincikan tubuh organisme (Campbell, dkk., 2010).
Pada setiap tahap dalam kehidupan suatu tumbuhan, sensitivitas terhadap lingkungan dan koordinasi respons sangat jelas terlihat. Tumbuhan dapat mengindera gravitasi dan arah cahaya dan menanggapi stimulus-stimulus ini dengan cara yang kelihatannya sangat wajar bagi kita. Seleksi alam lebih menyukai mekanisme respons tumbuhan yang meningkatkan keberhasilan reproduktif, namun ini mengimplikasikan tidak adanya perencanaan yang disengaja pada bagian dari tumbuhan tersebut (Campbell, dkk., 2010).
Yang paling umum, pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena organisme multisel tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volumenya, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pertambahan massa sering ditentukan dengan cara memanen seluruh tumbuhan atau bagian yang diinginkan, dan menimbangnya cepat-cepat sebelum air terlalu banyak menguap dari bahan tersebut (Salisbury dan Ross, 1992).
            Pada tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini banyak yang tumpang tindih. Pertumbuhan apikal (pada ujung akar dan batang) mendahului morfogenesis dan deferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena pembesaran sel-sel setelah morfogenesis dan diferensiasi berlangsung (Kimball, 1992).
Agar pertumbuhan dapat terjadi, maka laju sintesis molekul yang kompleks dari organisme itu seperti protein, harus melebih laju perombakannya. Ini berarti bahwa harus ada tambahan molekul organik (yaitu asam amino, asam lemak, gliserol dan glukosa) yang diambil oleh organisme itu dari lingkungannya. Beberapa dari bahan ini merupakan bahan baku dalam reaksi anabolisme, dan lainnya akan menyediakan energi untuk anabolisme dan molekul-molekul merupakan bahan baku (Kimball, 1992).
Faktor lingkungan juga penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tidak hanya lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan, tetapi juga banyak faktor seperti cahaya, temperatur, kelembaban, dan faktor nutrisi mempengaruhi akhir morfologi dari tanaman. Cahaya meliputi pada lekukan dari batang morfogenesis. Temperatur, kelembaban,dan nutrisi mempunyai efek yang lebih halus, tetapi juga mempengaruhi perubahan morfologi ( Ting, 1987).
Dalam proses fotosintesis, karbondioksida dari udara direduksi menjadi karbon organik. Zat-zat hara mineral diambil dari akar, sebagian besar dalam bentuk anorganik dan digabungkan ke dalam tanaman dan hasilnya. Hanya sejumlah kecil air diserap yang sebenarnya digabungkan ke dalam tanaman. Pertumbuhan merupakan kenaikan dalam bahan tanaman, adalah proses total yang mengubah bahan-bahan mentah ini secara kimia dan menambahkannya pada tanaman (Goldsworthy dan Fisher, 1992).
Selama tumbuhan masih mampu untuk bertahan hidup, tumbuhan dapat tumbuh tidak terbatas karena tumbuhan memiliki jaringan embrionik yang selalu tersedia, yang disebut meristem, pada daerah pertumbuhan. Sel-sel meristematik membelah terus untuk menghasilkan sel-sel baru. Beberapa produk pembelahan ini tetap berada pada daerah meristematik untuk menghasilkan lebih banyak lagi sel, sementara yang lain menjadi terspesialisasi dan digabungkan ke dalam jaringan dan organ tumbuhan yang sedang tumbuh. Sel-sel yang tetap berfungsi untuk menghasilkan sel-sel baru di dalam meristem disebut inisial (initial) atau permulaan. Sel-sel baru yang digantikan dari meristem, terus membelah selama beberapa saat, sampai sel-sel yang mereka hasilkan mulai mengalami spesialisasi di dalam jaringan yang sedang berkembang (Campbell, dkk., 2010).
Pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada letak meristem. Meristem apikal, berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan sel-sel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang. Pemanjangan ini, yang disebut pertumbuhan primer (primary growth), memungkinkan akar membuat jalinan di dalam tanah dan tunas untuk meningkatkan pemaparannya terhadap cahaya matahari dan karbon dioksida. Pada herba (bukan tumbuhan berkayu), yang terjadi hanya pertumbuhan primer. Namun demikian, pada tumbuhan berkayu terdapat juga pertumbuhan sekunder (secondary growth), yaitu adanya aktivitas penebalan secara progresif pada akar dan tunas yang terbentuk sebelumnya oleh pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder adalah produk meristem lateral, silinder-silinder yang terbentuk dari sel-sel yang membelah ke samping di sepanjang akar dan tunas. Meristem lateral ini menggantikan epidermis dengan jaringan dermis sekunder, seperti kulit, yang lebih tebal dan keras, dan meristem lateral juga menambahkan lapisan jaringan pembuluh. Kayu adalah xylem sekunder yang terakumulasi selama bertahun-tahun (Campbell, dkk., 2010).
Ketika buah dan biji masak, buah dan biji terlepas dari tumbuhan tempat buah dan biji ini telah tumbuh dan berkembang. Pada tumbuh-tumbuhan dengan buah-buahan merekah, biji-bijianlah yang terpencar jauh dan luas sewaktu buah-buahan ini tumpah atau merekah terbuka. Jika buah-buahan ini tidak merekah, buah-buahan inilah (bukan biji-bijinya) yang terpencar. Pada beberapa kasus, struktur atau pola tingkah laku tumbuhan tertentu kemungkinan penyebaran buah-buahan dan biji-bijian. Buah dan biji ini dapat juga tersebar oleh angin, air, hewan dan oleh manusia. Jika keadaan memungkinkan, biji-biji ini akan berkecambah dan akan menimbulkan tumbuh-tumbuhan baru (Tepfer, 1987).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu species. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya merisitem,hasil asimilasi,hormone dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara empiris, pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotype X lingkungan (internal dan eksternal). Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di defenisikan. Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel. Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik. Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses differensiasi (Awalia, 2013).
Laju pertumbuhan relatif (relative growth rate) menunjukkan peningkatan berat kering dalam suatu interval waktu dalam hubungannya dengan berat asal. Dalam situasi praktis, rata-rata pertumbuhan laju relative dihitung dari pengukuran yang di ambil pada waktu t1 dan t2 (Susilo, 1991).

Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier dan fase penuaan. Pada fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organisme. Semakin besar organisme, semakin cepat ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua (Srigandono, 1991).
DAFTAR PUSTAKA

Awalia, 2013. http://mytryanderror.blogspot.com/2013/07/kurva-sigmoid-pertumbuhan.html, diakses pada hari minggu 23 maret 2014, pukul 22.37 WITA, Makassar.

Campbell, N. A., J. B., Reece, dan L. G., Mitchel, 2010. Biologi, edisi kedelapan, Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Goldsworthy, P.R dan N. M. Fisher, 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Kaufman, P. B., Labavitch, A. A. Prouty, N.S Ghosheh, 1975. Laboratory Experiment in Plant Physiology. Macmillan Publishing Co., Inc. New York.

Kimball, J.W., 1992.  Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Latunra, 2007. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan II. Makassar, Universitas Hasanuddin.

Maulana, Puri, 2012. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/11/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan.html, diakses pada hari Kamis 27 Mret 2014, pukul 13.56 WITA, Makassar.

Salisbury, F.B dan C.W. Ross., 1992. Fisiologi Tumbuhan. Jilid Tiga Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta.
Srigandono, B., 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sitompul, S. M., 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Susilo, W., 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia, Jakarta.
Sujarwati, 2004. Perkecambahan dan Pertumbuhan Palem Jepang akibat Perendaman Biji dalam Lumpur. Jurnal Natur Indonesia.

Tepfer, S., 1989. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 6. Grolier Widyadara, Jakarta.
Tjitrosomo, G., 1991. Botani umum 2. Angkasa, Bandung.
Ting, I.P., 1987. Plant Physiology. Addision- Wesley Publishing Company, California.

Jumat, 14 Maret 2014

SURAT RIAU UNTUK INDONESIA

Sebelumnya SBC @>-- SURAT RIAU UNTUK INDONESIADear Yth. Presiden RI bapak SusiloBambang Yudhoyono yang sebentarlagi akan habis masa jabatannya.Riau, dari sini bahasa Indonesiaberasal, bahasa yang pernahmembuat nusantara satu. Titik apidisekitar kami bukanlah simbolkemarahan Allah, tapi simbolkeserakahan dan buktiketidakpedulian negara, buktikepongahan Jakarta terhadap daerah.Bapak mau kesini sekarang? Bandaraditutup pak, lagipun tak ada anaksekolah yang menyambut bapak,sekolah diliburkan. Mau menempuhjalan darat? bahaya pak, asap tebaltidak bagus buat kesehatan bapakdan ibu Ani, lagian juga tidak bagusuntuk objek foto instagram. Biarkansaja seperti ini, agar Riau bisamenjadi lahan sawit dan bisaditanami tanaman industri. Biarkansaja seperti ini, kami ikhlas matipelan-pelan karena ISPA, karenaketidakberdayaan kami di daerah.Kami pasrah, mungkin ini kehendakAllah. Bagi saudara dan saudari kamidi daerah lainnya, kami sangatberterimakasih atas do'a yang selalukalian panjatkan, mohon maaf karenakiriman asap Riau, kalian jaditerganggu, jika tidak sempat bertatapmuka, semoga kita bertemu di Surgananti.Berita di TV ONE katanya Pekanbarusudah tidak layak huni lagi karnacuma 5% udara yang bersih yang bisadihirup.Innalillah~ :"Izin share yaaSy syok sama asap nih mba..mau ngungsi dari riau gak bs..gak ada penerbangan..tutup semua..hny bisa pasrah..Mohon selalu sertakan doa buat kami di Riau..Pray for Riau..Pemerintah pusat tidak peduli pd kami..
Hari ini puncaknya asap
6 juta rakyat riau terancam kena kanker paru2..
terutama anak2..
Sepertinya lebih peduli pada pesawat jatuh daripada nasib 6 juta rakyat riau..
pdhl riau salah satu penyumbang devisa terbesar negara..
Hanya begini nasib kami..
Tolong sebarkan di bbm atau facebook..soalnya media spt TV dan koran tidak banyak memberitakan..
terlalu sibuk dg pesawat malaysia yg jatuh..
Biar semakin banyak yg mendoakan..
Hanya doa yg bisa kami harapkan..
sblm rakyat riau mati pelan_pelan 

Senin, 03 Maret 2014

pengemasan DNA pada sel kromosom

A.    Kromosom
Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh struktur pembawa gen yang mirip benang dan terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom hanya dapat diamati dengan mikroskop pada saat sel sedang membelah secara mitosis atau meiosis. Di dalam inti terdapat benang-benang halus yang dapat menyerap warna yang disebut kromatin (chroma = berwarna, tin = benang). Pada tahap profase (fase awal ketika sel akan membelah diri), benang-benang kromatin memendek, menebal, dan disebut kromosom (chroma = berwarna, soma = badan). Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.
Kromosom tersusun atas molekul DNA yang membawa keterangan genetik, oleh karena itu kromosom mempunyai arti penting dalam genetika. Nama kromosom diberikan oleh Waldeyer pada tahun 1888, sedang Morgan dalam tahun 1933 menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan materi-materi genetik. DNA merupakan persenyawaan kimia pembawa materi genetik. Di dalam kromosom terdapat 35% DNA dari keseluruhan kromosom. DNA merupakan molekul hidup dan dapat mengadakan replikasi (menggandakan diri). Karena mengandung molekul DNA, kromosom pun dapat menggandakan diri. Selain itu, DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetika yang akan diwariskan kepada keturunannya. Kromosom dikatakan sebagai benang pembawa sifat, karena sifat-sifat makhluk hidup pada dasarnya tersimpan di dalam DNA yang terdapat di dalam kromosom.
B.     Proses Pengemasan DNA
Proses pengemasan DNA dan protein terjadi pada tahap profase. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut (Anonim, 2010):
1.     Untai DNA dipintal dalam suatu protein histon. Protein histon ini mengikat DNA menjadi suatu unit yang disebut nukleosom.
2.     Nukleosom satu dengan lainnya bergabung membentuk benang yang lebih padat dan terpintal menjadi lipatan lipatan yang disebut dengan solenoid.
3.     Solenoid satu dengan yang lainnya bergabung dan lebih padat lagi membentuk benang yang disebut kromatin.
4.     Benang benang  halus kromatin memadat membentuk lengan kromatid. Lengan kromatid berpasangan membentuk kromosom.

C.    Pengemasan DNA kromosom pada sel prokaryotik
Histon H1 letaknya  di bagian tepi nukleosom adanya molekul H1  berukuran lebih besar 20 pb disebut dengankromatosom. DNA nuklir dihubungkan dengan DNA-BINDING protein atau yang disebut histones. Beberapa nuclease perlindungan chromatin (DNA-HISTONE kompleks) mempertahankan struktur chromatin. Brown nuclease merupakan perlindungan mengadakan percobaan yang kompleks yang diperlakukan dengan suatu enzim untuk memotong DNA dan memposisikannya pada pasangannya. Ukuran DNA fragmen menandai adanya posisi dari protein yang kompleks.
Pengemasan terjadi dengan cara pelilitan DNA di sekeliling  sumbu nukleosom, Sumbu nukleosom tersusun atas empat macam histon sumbu: H2A, H2B, H3, dan H4. Keempat macam histon ini berada dalam bentuk oktamer (pada dua molekul) Protein histon sumbu bersifat basa/ bermuatan positif  (banyak  arginin & lisin).
Setiap untai DNA sepanjang 146 pb mengelilingi satu sumbu nukleosom, sedangkan bagian-bagian DNA lainnya menjadi penghubung (linker)   antara satu sumbu nukleosom dan sumbu nukleosom berikutnya. Pelilitan DNA di sekeliling sumbu nukleosom berlangsung dengan arah ke kiri atau terjadi superkoiling negatif. Pelilitan terjadi demikian kuat karena DNA bermuatan negatif, sedangkan histon sumbu bermuatan positif.  Struktur ‘Beads-On-A-String’ yang ditunjukkan di atas menghadirkan suatu pembongkaran format dari chromatin yang terjadi hanya di nucleus. Terbentuknya rangkaian heliks nukleosom  terlihat sebagai serabut dengan diameter 30 nm yang dikenal sebagai serabut 30 nm. histon H1 berfungsi menstabilkan struktur serabut 30 nm.
D.    Pengemasan DNA kromosom pada sel eukaryotik
Berbeda dengan DNA prokariot yang berbentuk sirkuler tertutup, DNA eukariot merupakan molekul linier yang sangat panjang. Panjang DNA eukariot di dalam nukleus jauh melebihi ukuran nukleus itu sendiri. Oleh karenanya, agar dapat dikemas di dalam nukleus, DNA harus dimampatkan dengan suatu cara. Derajad pemampatan (kondensasi) DNA dinyatakan sebagai nisbah pengepakan (packing ratio)-nya, yaitu panjang molekul DNA dibagi dengan panjang pengepakannya. Sebagai contoh, kromosom manusia yang terpendek, yaitu kromosom nomor 21, berisi 4,6 x 107 pb DNA (sekitar 10 kali ukuran genom E. coli). Ukuran DNA kromosom ini setara dengan panjang 14.000 μm jika DNA ditarik lurus. Pada kondisi yang paling mampat, yaitu selama mitosis, kromosom tersebut panjangnya hanya sekitar 2 μm. Angka ini memberikan nisbah pengepakan sebesar 7.000 (14.000/2).
Untuk mencapai nisbah pengepakan totalnya, DNA tidak langsung dikemas ke dalam struktur terakhirnya (kromatin). Pengemasan DNA dilakukan melalui sejumlah tingkatan organisasi kromosom. Tingkatan yang pertama diperoleh ketika DNA melilit-lilit di sekeliling sumbu protein sehingga menghasilkan struktur seperti manik-manik yang disebut nukleosom. Pada tingkatan ini terdapat nisbah pengepakan sebesar 6. Tingkatan yang kedua adalah pemutaran sejumlah nukleosom membentuk struktur heliks yang disebut serabut 30 nm. Struktur serabut 30 nm dijumpai baik pada kromatin interfase maupun pada kromosom mitosis. Dengan struktur ini nisbah pengepakan DNA meningkat menjadi sekitar 40. Pengemasan terakhir terjadi ketika serabut 30 nm tersusun dalam sejumlah kala, struktur tangga, dan domain, yang memberikan nisbah pengepakan tertinggi sebesar lebih kurang 1.000 pada kromatin interfase dan 10.000 pada kromosom mitosis.
Kromosom eukariot terdiri atas suatu kompleks DNA-protein yang tersusun sangat kompak sehingga memungkinkan DNA yang ukurannya begitu panjang tersimpan di dalam nukleus. Istilah bagi struktur dasar kromosom adalah kromatin, sedangkan satuan dasar kromatin adalah nukleosom. Dengan demikian, kromatin merupakan satuan analisis kromosom yang menggambarkan struktur umum kromosom.
E.     Struktur DNA
Struktur DNA terdiri atas dua utas  benang polinukleotida yang saling berpilin membentuk heliks ganda (double helix). Seutas polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas (Rifai, Mien A. 1996) :
1.      Gugusan gula deoksiribosa
2.      Gugusan  fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula
3.      Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula.
Sesuai dengan namanya, DNA, Deoxyribose Nucleic Acid. Penyusun utama DNA adalah gula ribose yang kehilangan satu atom oksigen (deoksiribose). Perhatikan gambar di atas, pada deoksiribose, satu atom oksigen pada salah satu atom C ribose hilang. Tiap pita/rantai double helix terbuat dari unit-unit berulang yang disebut nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari tiga gugus fungsi; satu gula ribose, triphosphate, dan satu basa nitrogen.
Ukuran molekul DNA bervariasi antara jasad yang satu dengan jasad yang lainnya. Pada jasad prokaryot variasinya tidak sebesar pada virus bakteriofag. Bahan genetik pada proaryotik dan virus pada umumnya berupa satu molekul tunggal DNA (kecuali virus tertentu yang bahan genetiknya  RNA). Sebaliknya, bahan genetik pada eukaryotik berupa beberapa molekul kromosom yang masing-masing berupa molekul DNA berukuran besar. Ukuran DNA pada jasad eukaryotik, terutama eukaryotik tingkat tinggi, belum diketahui secara pasti karena kompleksitasnya.