Sabtu, 21 Januari 2017

Konservasi Sumber Daya Alam Pulau Raja Ampat

TUGAS MAKALAH
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM


PULAU RAJA AMPAT

logo-unhas-hitam-putih.jpg





OLEH :

SELVIANI
H41112334










JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala bimbingan dan penyertaan-Nya, sehingga makalah biologi molekuler dengan judul Pulau Raja Ampat selesai tepat pada waktunya.
Sebagaimana pepatah mengatakan bahwa tiada gading yang tidak retak, begitupula makalah ini tidak luput dari kekurangan, maka tegur sapa yang bersifat membangun selalu dinanti.




















                                                                                   

Makassar, 17 Mei 2016


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang
            Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung Pulau Papua. Gugusan pulau ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Raja Ampat daerah yang memiliki sumber daya alam nonhayati yang terdiri atas 610 pulau, empat di antaranya merupakan pulau besar. Raja Ampat terdiri atas gugusan pulau berbagai bentuk, wilayah perbukitan, pantai dengan pasir putih, dan hutan, serta goa di dalam laut.
Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.
Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat bangsawan dan menerapkan sistem adat Maluku. Dalam sistem ini, masyarakat sekumpulan manusia. Tiap desa dipimpin oleh seorang raja. Semenjak berdirinya lima kesultanan muslim di Maluku, Raja Ampat menjadi bagian klaim dari Kesultanan Tidore. Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian klaim Hindia-Belanda.
Raja Ampat memang dikenal akan kekayaan dan keindahan sumber daya alamnya. Maka tidak heran kalau banyak sekali orang yang ingin mengunjungi tempat ini. Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata. Apalagi wisata penyelaman. Wilayah perairan kepulauan Raja Ampat dikabarkan sebagai salah satu dari 10 perairan terbaik untuk dijadikan tempat menyelam. Bahkan, perairan kepulauan Raja Ampat telah diakui sebagai nomor satu untuk masalah kelengkapan flora dan fauna bawah air.
I.2. Rumusan Masalah
            Rumusan masalah dari makalah ini adalah mengapa Pulau Raja Ampat disebut sebagai kawasan konservasi?
I.3 Tujuan
            Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui alasan Pulau raja Ampat disebut sebagai kawasan konservasi.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Raja Ampat kaya akan sumber daya alam hayati bawah laut, terdiri dari terumbu karang dan biota laut, yang terlengkap di dunia. Kekayaan ini menjadikan kepulauan Raja Ampat sebagai kawasan pulau-pulau kecil dengan keanekaragaman hayati laut yang luar biasa jumlahnya. Karena itu perairan Raja Ampat disebut sebagai “Ibukota Ikan di Dunia”.
Pulau-pulau yang belum terjamah dan keindahan laut yang masih asrimenjadikan Raja Ampat salah satu objek wisata paling populer di dunia. Bagi pencinta wisata bawah air, Raja Ampat sangat dikenal, bahkan dinilai terbaik di dunia untuk kualitas terumbu karangnya. Pada pertengahan 2006, tim khusus dari majalah petualangan ilmiah terkemuka dunia, National Geographic, membuat liputan di Raja Ampat, yang menjadi laporan utama berita pada tahun 2007 di majalah tersebut. Sebagai bangsa Indonesia kita patut bangga memiliki wilayah yang terkenal akan keindahannya di dunia.
Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.
Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON)Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan 75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
Ada beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara P. Waigeo dan P. Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Timur Selatan dan Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.
Terumbu karang yang ada di Raja Ampat umumnya memiliki tipe terumbu karang dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan pula terumbu karang dengan tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa wilayah, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa harus menyelam. Anehnya, dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung.
Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Berdasarkan asalnya, sumber daya alam dibedakan menjadi sumber daya alam hayati dan sumber daya alam nonhayati.
Sumber Daya Alam Hayati, disebut juga SDA biotik yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam, hidup, dan bisa diperbarui. Contoh: terumbu karang dan berbagai jenis ikan.
Sumber Daya Alam Nonhayati, disebut juga SDA abiotik, yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam, dan tidak bisa diperbarui. Contoh: tanah daratan di pulau, pasir di pantai, air laut, batu karang.
Manfaat dari sumber daya alam nonhayati bagi masyarakat yang tinggal di kepulauan Raja Ampat
Tanah daratan di pulau, manfaatnya: sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia, tumbuhan, dan hewan di darat.
Perbukitan, manfaatnya: tempat hidup beragam hewan dan tumbuhan, tempat wisata.
Pantai berpasir, manfaatnya: tempat hidup hewan pantai dan sebagai batas antara darat dan laut.
Air Laut, manfaatnya: tempat hidup biota laut dan penyeimbang alam.
Manfaat dari sumber daya alam hayati bagi masyarakat yang tinggal di kepulauan Raja Ampat.
Terumbu karang, manfaatnya: tempat tinggal dan berkembang biak ikan dan objek wisata.
Beragam jenis ikan, manfaatnya: dikonsumsi manusia dan objek wisata. Lima jenis pekerjaan masyarakat yang tinggal di wilayah di kepulauan Raja Ampat dengan adanya jenis sumber daya alam tersebut yaitu nelayan, peternak terumbu karang, peternak udang, pemandu wisata, pekerja di penginapan lokasi wisata.
Hubungan antara sumber daya alam dan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut beserta kesimpulannya. Beragam sumber daya alam memungkinkan manusia yang ada di wilayah tersebut untuk memanfaatkan dan mengolahnya, sehingga muncul jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan SDA yang ada.
Kawasan Konservasi di Kabupaten Raja Ampat
Raja Ampat bisa dikatakan sebagai Kabupaten Konservasi, karena memiliki kawasan konservasi yang begitu luas baik daratan maupun perairan. Kabupaten Raja Ampat setidaknya memiliki 7 kawasan konservasi perairan dan 8 kawasan terestrial. Untuk kawasan konservasi terestrial diperkirakan mencakup 80% darai luas daratan Kabupaten Raja Ampat. Diinformasikan 8 kawasan konservasi terestrial yang pengelolaannya menjadi tanggung jawab Seksi Konservasi Wilayah I Waisai.
raja42.jpg
 Peta Penyebaran Kawasan Konservasi di Kabupaten Raja Ampat
Kedelapan 8 kawasan konservasi terestrial tersebut mencapai luas sekitar 416.430,26 ha, yang terdiri dari:
1.    CA Waigeo Barat seluas 95.200 ha,
2.    CA Waigeo Timur seluas 119.000 ha,
3.    CA Batanta Barat seluas 16.749 Ha,
4.    CA Salawati Utara seluas 58.411,26 ha,
5.    CA Misool Selatan seluas 111.476 ha,
6.    CA Kofiau seluas 100 ha,
7.    SM Pulau Tolobi (Kofiau) seluas 7.197 ha,
8.    dan TWAL Kofiau 7.797 ha.
Cagar Alam  Waigeo Barat
1.      Letak dan Luas

Kawasan hutan Cagar Alam Waigeo Barat ini ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.395/ Kpts/Um/5/1981 tanggal 7 Mei 1981 dengan luas 153.000 Ha dan merupakan wilayah dengan pemanfaatan lahan terluas di daerah Waigeo Barat. Namun setelah dilakukan kegiatan penataan batas yang di lakukan oleh Sub Biphut Manokwari, kawasan hutan Cagar Alam Pulau Waigeo Barat memiliki luas definitif 95.200 Ha (belum ada penetapan hasil tata batas ini).
Cagar Alam Pulau Waigeo Barat secara geografis terletak antara 130°16’ BT sampai 130°56’ BT dan 0°25’ LS. Secara administrasi kepemerintahan kawasan ini termasuk dalam wilayah Distrik Waigeo Barat, Distrik Waigeo Selatan dan Distrik Teluk Mayalibit Kebupaten Kepulauan Raja Ampat Propinsi Papua Barat. Sedangkan dalam pengelolaannya berada dibawah tanggung jawab Seksi Konservasi Wilayah I Waisai.
2.      Potensi Biofisik
Topografi pada umumnya berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan puncaknya yang tertinggi adalah Gunung Flausa ± 519 meter dpl. Kondisi tutupan lahan di kawasan ini masih didominasi oleh Hutan Lahan Kering Primer. Beberapa sungai kecil mengalir di kawasan ini dan pada umumnya membentuk hutan bakau dan sagu pada bagian muaranya. Sungai Raja adalah salah satu sungai di bagian selatan yang dikeramatkan oleh penduduk setempat karena dianggap petilasan Raja Ampat.
Formasi batuan dalam kawasan ini merupakan batuan basah dan neogen dengan jenis tanah podsolik. Sebagian besar daratan Waigeo didominasi oleh laterit ultrabasic. Di daerah pantai yang masih dipengaruhi oleh pasang surut laut formasi batuan merupakan campuran podsolik dan rendzina.
Cagar Alam Pulau Waigeo Barat memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Kawasan ini mencakup areal hutan di kaki perbukitan dan pegunungan rendah di bawah 1.000 meter, yang terdapat di atas lapisan batuan kapur (limstone), batuan magma, dan batuan vulkanik. Dari segi faunanya kawasan ini adalah yang terpenting di antara pulau-pulau Raja. Tercatat 171 jenis burung dan 27 jenis mamalia dimiliki kawasan ini, diantaranya bandikut (Echymipera kalubu), kus-kus bertotol (Phalanger maculatus), oposum bergaris (Dactylopsila trivirgata), kalelawar, dan tikus pohon.
Kawasan ini merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis satwa dan tumbuhan endemik. Spesies endemik di kawasan ini adalah maleo waigeo (Aepypodius bruijnii). cenderawasih merah (Paradisaea rubra), cenderawasih wilson/botak (Cicinnurus respublica), dan anggrek waigeo (Cypripedium praestans). Kawasan ini juga merupakan habitat dari beberapa satwa khas Papua yang dilindungi antara lain: kakatua putih jambul kuning (Cacatua galerita), raja udang hutan (Halcyon macleayii), julang irian (Aceros plicatus), kakatua raja (Probosciger aterrimus), bayan (Eclectus roratus), nuri merah kepala hitam (Lorius lory), mambruk viktoria (Goura victoria), dan maleo (Magrocephalus maleo).
CAWB.jpg
Aksesibiltas
Untuk menuju lokasi CA. Pulau Waigeo Barat dari Kota Sorong dapat ditempuh dengan perjalanan laut menggunakan kapala penyeberangan Raja Ampat dalam waktu + 8 jam, dengan tarif Rp 50.000. atau dengan menggunakan speed boat carteran dengan waktu tempuh sekitar 2 – 3 jam tergantung pada kekuatan mesin.
Akomodasi
Sarana pengelolaan kawasan yang tersedia adalah sebuah Pos Jaga di Waisai Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat. Selain itu terdapat Pusat Informasi Kelautan Raja Ampat di Waiwo yang dilengkapi dengan penginapan yang dikelola oleh Conservation Internasional (CI) bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Raja Ampat. Untuk menginap di Pusat Informasi Kelautan Raja Ampat ini pengelola mengenakan tarif Rp 100.000 per malam.
Nilai Penting Kawasan
Beberapa nilai penting kawasan CA. Pulau Waigeo Barat antara lain:
      Sebagai kawasan perlindungan sumber daya alam hayati khususnya jenis-jenis yang dilindungi dan atau jenis-jenis yang endemik seperti yang telah disebutkan.  
      Sebagai daerah penyangga kehidupan bagi kawasan lain disekitarnya seperti SM. Kepulauan Raja Ampat, Teluk Mayalibit.
      Daerah tangkapan air bagi beberapa DAS penting didaerah pulau Waigeo, seperti Sungai Waiwiai.
IIsu-isu konservasi
Beberapa isu penting berkaitan dengan pengelolaan kawasan CA. Pulau Waigeo Barat antara lain:
1.      Kebutuhan ruang bagi pembangunan infrastruktur Kabupaten Kepulauan Raja Ampat seperti: pembangunan jalan, dermaga udara, perkantoran (di Waisai) dan pengembangan Ibu Kota Distrik Waigeo Barat (di Waisilip)
2.      Isu pemanfaatan sumber daya alam (penambangan nikel), khususnya di bagian Barat.
                       






BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah Raja Ampat bisa dikatakan sebagai Kabupaten Konservasi, karena memiliki kawasan konservasi yang begitu luas baik daratan maupun perairan. Kabupaten Raja Ampat setidaknya memiliki 7 kawasan konservasi perairan dan 8 kawasan terestrial. Untuk kawasan konservasi terestrial diperkirakan mencakup 80% darai luas daratan Kabupaten Raja Ampat. Diinformasikan 8 kawasan konservasi terestrial yang pengelolaannya menjadi tanggung jawab Seksi Konservasi Wilayah I Waisai.
III.2 Saran
            Sebaiknya kawasan konservasi di Indonesia terutama Pulau Raja Ampat lebih dilindungi kawasan cagar alamnya untuk mempertahankan ekosistemnya. Kemudian mata kuliah Konservasi Sumber Daya Alam sebaiknya dilakukan praktek lapang untuk lebih mendalami konsep konservasi pada suatu Pulau.






DAFTAR PUSTAKA

Ajim, Nanang, 2015. Sumber Daya Alam Kepulauan Raja Ampat. http://www.mikirbae.com/2015/04/sumber-daya-alam-kepulauan-raja-ampat.html?m=1, diakses pada tanggal 16 mei, 2016. Makassar.

Arman, Muhammad, 2014.  Kawasan Konservasi, di Kabupaten Raja Ampat. http://ksdarajaampat.blogspot.co.id/p/kawasan-konservasi.html, diakses pada tanggal 16 mei, 2016. Makassar.

Arsalia, Firda, 2012. Kekayaan Sumber Daya Alam di Raja Ampat Papua. http://firdaaa12.blogspot.co.id/2012/11/kekayaan-sumber-daya-alam-di-raja-ampat.html, diakses pada tanggal 16 mei, 2016. Makassar.

Chandra, Wahyu, 2013. Mempertahankan Eksostisme Kepulauan Raja Ampat. http://readersblog.mongabay.co.id/rb/2013/07/02/mempertahankan-eksotisme-kepulauan-raja-ampat/, diakses pada tanggal 16 mei, 2016. Makassar.

Setiawan, Roni, 2014. Keindahan Dan Kekayaan Sumber Daya Alam Bawah Laut Raja Ampat. http://www.berbagionline.com/65/keindahan-dan-kekayaan-sumber-daya-alam-bawah-laut-raja-ampat, diakses pada tanggal 16 mei, 2016. Makassar.

Selasa, 02 Februari 2016

Penyakit white spot yang menyerang komoditas ikan koi

TUGAS MAKALAH
AKUAKULTUR



PENYAKIT WHITE SPOT YANG MENYERANG KOMODITAS IKAN KOI Cyprinus carpyo





Oleh:
Selviani
H41112334


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang potensial dalammenghasilkan     devisa   bagi   negara   dan   mensejahterakan   masyarakat   perikanan(pembudidaya). Pangsa pasar ikan hias Indonesia di dunia saat ini sebesar 7,5 %,lebih kecil dibandingkan dengan pasar Singapura yang mencapai 22,8 %,  sedangkanpotensi ikan hias Indonesia jauh melebihi negara tetangga tersebut. Potensi   ikan   hias   di   Indonesia   tersebar   di   Pulau   Jawa,   Sumatera,   Bali,Kalimantan,Sulawesi, Maluku, danPapua.
Pada saat ini peminat ikan hias terus bertambah dan semakin menyebar keseluruh   lapisan   masyarakat.Meskipun   kemampuan   daya   belinya   bervariasi,masyarakat   perkotaan   di   Indonesia   melengkapi   rumahnya   dengan   akuarium-akuarium yang diisi beragam ikan hias salah satunya ikan koi.Ikan koi berasal dariNegara Jepang (Kokugyo).Di negeri matahari terbit itu, koi berkembang pesat.Ikankoi merupakan ikan hias unggulan.Corak  sisiknya yang berwarna-warni membuatikan ini banyak digemari, terutama oleh para pengusaha ikan hias. Koi termasukgolonganAimal ia. Dari famili masih dikelompokan dalam beberapa genus dan terdiridari beberapa specias salah satunya Chyprinus carpio dengan nama lokal ikan koi.
Ikan koi  di Indonesia merupakan ikan hias favorit dan banyak digemarimasyarakat luas karena tubuhnya yang mempesona dan harganya relatif tidak terlalumahal. Ikan koi sekarang ini masih menjadi salah satu komoditas perdagangan yangcukup baik dalam bidang perikanan.
1.2. Tujuan
Mengetahui   permasalahan   pada   budidaya   ikan   Koi   yang   salah  satunyadisebabkan oleh Penyakit yang menyebabkan ikan koi mengalami White spot atau bintik-bintik putih.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Taksonomi dan Morfologi Ikan Koi
2.1.1. Taksonomi
Menurut Atim dan sukarwo (2008), ikan koi mempunyai urutan taksonomi
atau klasifikasi sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Ostariophsy
Familia: Cyprinidae
Genus :Cyprinus
Spesies: C.carpio
Nama binomial: Cyprinus carpio
2.1.2 Morfologi
Koi memiliki berbagai corak warna yang indah dan mempunyai badan yangberbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Untuk bisa berfungsisebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaputsirip.Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah jari-jari sirip yang kaku dan patahjika   dibengkokkan.   Sebaliknya   jari-jari   lunak   akan   lentur   dan   tidak   patah   jikadibengkokkan,   dan   letaknya   selalu   di   belakang   jari-jari   keras.   Selaput   siripmerupakan "sayap" yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang lebihkuat apabila berenang.Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak.Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari kerasdan 5 jari-jari lunak.





Gambar 2.1 ikan koi.Sumber: Google.co.id.

2.2 Penyakit Yang Menyerang Ikan Koi
Menurut Daelami (2001), penyakit ikan hias umumnya disebabkan oleh duakelompok besar, yaitu penyakit yang disebabkan oleh parasit (parasiter) dan bukanparasit (non parasiter). Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh adanyaparasit yang menyerang tubuh, insang, lendir, maupun organ dalam tubuh ikan itusendiri.Parasit tersebut dapat berupa protozoa, jamur, bakteri, dan virus.Sedangkanpenyakit non parasit adalah penyakit yang timbul bukan karena serangan parasit.Namun, biasanya sumber penyakit adalah faktor lingkungan dan pakan. Contohnyakualitas   air   yang   buruk,   perubahan   suhu   mendadak,   perubahan   pH   air,   dan kekurangan   oksigen.   Menurut   Sitanggang   (2002),   selain   penyakit,   hama   jugamenjadi ancaman serius bagi ikan hias. Berdasarkan sifat hidupnya ada dua jenishama yakni hama predator seperti anjing, kucing, burung, ular. Dan hamacompetitor seperti organisme lain yang keberadaanya didalam kolam ikan hias tidak dikehendakimisalnya udang dan cacing.
2.1.1 Penyakit White Spot
Penyakit white spotadalah penyakit pada ikan air tawar dan kura-kura semi aquatic dan kura-kura full aquaticMengobati penyakit bintik putih pada kura-kura dan ikan sebenarnya mudah, asalkan dilakukan dengan cepat dan tepat. Penyakit bintik putih pada ikan dan kura-kurabiasa disebut ich. Penyakit white spot biasanya terjadi akibat lingkungan air yang kotor akibat bakteri yang disebabkan oleh sisa makanan. Penyakit white spot atau penyakit bintik putih pada ikan dan kura-kura biasanya membuat nafsu makan ikan dan kura-kura berkurang, bahkan dalam beberapa kasus yang parah, penyakit ini akan membuat nafsu makan ikan dan kura-kura hilang samasekali (mogok makan), yang berakhir dengan matinya ikan dan kura-kura yang terkena penyakit white spot ini.
White spot atau dikenal juga sebagai penyakit “ich” merupakan penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit.  Penyakit ini umum dijumpai pada hampir seluruh spesies ikan.  Secara potensial white spot dapat berakibat mematikan.  Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih di sekujur tubuh dan juga sirip.
Inang white spot yang bervariasi, siklus hidupnya serta caranya meperbanyak diri dalam akuarium  memegang peranan penting terhadap berjangkitnya  penyakit tersebut.
Siklus hidup  white spot terdiri dari beberapa tahap, tahapan tesebut  secara umum dapat dibagi dua yaitu  tahapan infektif dan tahapan tidak infektif (sebagai “mahluk” yang hidup bebas di dalam air atau dikenal sebagai fase berenang). Gejala klinis white spot merupakan akibat dari bentuk tahapan sisklus infektif.  Ujud dari “white spot” pada tahapan infektif ini dikenal sebagai Trophont.Trophont hidup dalam lapisan epidermis kulit, insang atau rongga mulut.  Oleh karena itu,  julukan white spot sebagai ektoparasit dirasa kurang tepat, karena sebenarnya mereka hidup dilapisan dalam kulit, berdekatan dengan lapisan basal lamina.  Meskipun demikian  parasit ini tidak sampai menyerang lapisan di bawahnya atau organ dalam lainnya.
White spot disebabkan oleh parasit yang diberi nama: Ichtyophtirius multifilis.  Parasit ini diketahui terdiri dari beberapa strain.  Ichtyophtirius multifilis memiliki selang toleransi suhu lebar, oleh karena itu,  penyakit white spot dapat dijumpai baik pada ikan-ikan yang hidup di air dingin maupun yang hidup di daerah tropis.
White spot dapat masuk kedalam sistem akuarium melalui ikan yang terjangkit, atau melalui air yang mengandung parasit pada fase berenang.  Tanaman air dan pakan hidup dapat pula menjadi perantara white spot  terutama apabila lingkungan hidup tanaman dan pakan hidup tersebut telah terjangkit white spot sebelumnya.
Air ledeng berkualitas baik jarang menjadi media penyebaran white spot. Diketahui bahwa fase berenang  white spot hanya dapat bertahan hidup selama beberapa jam saja sebelum harus menempel pada inangnya.  Oleh karena itu, biasanya mereka akan mati selama proses pengolahan air.
Penyebab bercak/bintik putih ini adalah ciliata kecil (sering disebut Lehthyoplithitius, yakni parasite yang memiliki rambut getar/cilia) yang berenang-renang di kolam ikan untuk mencari inang. Jika telah menemukan inang, mereka akan mengubur diri ke dalam lapisan dermis dimana mereka bisa memperoleh makanan untuk sel-sel tubuh mereka. Jika tidak segera menemukan inang dalam 24 jam, mereka akan mati. Setelah kira-kira 3 minggu, mereka akan jatuh dari inang dan bereproduksi dalam bentuk kista di dasar kolam.
2.1.2 Pemeliharaan Ikan Koi
1.      Kolam Ikan Koi
Pemeliharaan ikan koi dapat menggunakan bantuan media mulai dari kolam semen, kolam taman, kolam tanah, sampai dengan kolam terpal. Namun ada beberapa orang yang salah persepsi bahwa memelihara ikan koi bisa di dalam aquarium.Hal tersebut sebenarnya salah, karena ikan koi bisa hidup dengan baik hanya di tempat yang luas.
Mayoritas aquarium hanya memiliki luas yang terbatas.Jadi tidak cocok digunakan untuk memelihara ikan warna warni ini. Ukuran kolam ikan koi yang ideal adalah minimal 1,5 meter x 2 meter, dan dengan kedalaman 80 sampai 50 cm.
Ukuran tersebut terbilang ideal karena jika terlalu dangkal, maka ikan koi akan terkena paparan sinar matahari secara langsung sehingga mengakibatkan warna tubuhnya menjadi pucat. Selain itu usahakan kolam ikan koi memiliki jarak dengan bibir kolam sebesar 25 cm untuk menghindari ikan lompat ke luar kolam.
2.      Air
Ikan koi bisa hidup dengan baik jika habitatnya terjaga kebersiahannya.Oleh sebab itu perlu perawatan ekstra untuk menjaga kebersihan dari air tempat hidup ikan koi. Penggunaan filter berlapis diperlukan untuk menjaga kebersihan dan kejernihan air.
Selain itu juga harus diperhatikan tingkat keasaman air. Untuk pemeliharaan koi yang baik adalah 6,5 sampai dengan 8,5. Sirkulasi air di dalam kolam koi juga harus terjaga.Karena itulah harus disediakan pompa yang dapat mengalirkan air sebanyak 25 liter per menit.
Namun jika pembudidaya tidak menggunakan bantuan penyaringan atau filter, maka diharuskan untuk mengganti air kolam dengan air yang bersih minimal sekali dalam dua minggu agar tetap terjaga kebersihannya.
3.      Pakan Ikan Koi
Pakan ikan koi juga harus diperhatikan jika menginginkan hasil ikan koi yang berkualitas tinggi.Pemilihan pakan yang bagus juga dapat membantu menjaga kesehatan koi dan membuat warna kulit ikan koi semakin terang dan tampak indah.
Pakan koi sendiri bisa dibedakan menjadi dua, yakni pakan alami dan pakan buatan.Untuk membantu pertumbuhan koi, dapat diberi makan wheat germ yang mengandung protein mencapai 32 %.Sangat bagus untuk mempercepat pertumbuhan ikan koi.
Sedangkan pakan yang digunakan untuk membantu membuat warna ikan menjadi lebih terang adalah pakan yang mengandung karoten.Zat karoten tersebut dapat ditemui pada kepiting, salmon, udang-udangan, kutu air, jentik nyamuk, cacing darah, wortel, alga atau ganggang spirullina, sawi, kubis, semangka, sampai dengan cabai hijau.
2.1.3 Perawatan Dan Pencegahan Penyakit White Spot Pada Ikan Koi
a. Pencegahan
Tindakan karantina terhadap penghuni akuarium baru merupakan tindakan pencegahan yang sangat dianjurkan dalam menghindari berjangkitnya white spot.  Pada dasarnya white spot termasuk mudah dihilangkan apabila diketahui secara dini.  Berbagai produk anti white spot banyak dijumpai di toko-toko akuarium.  Produk ini biasanya terdiri dari senyawa-senyawa  kimia seperti metil biru, malachite green, dan atau formalin.   Meskipun demikian, ketiga senyawa itu tidak akan mampu menghancurkan fase infektif yang hidup di dalam tubuh kulit ikan.  Oleh karena itu, pemberian bahan  ini harus dilakukan berulang-ulang untuk menghilangkan  white spot secara menyeluruh dari akurium.
Perlu diperhatikan  bahwa spesies ikan tertentu, khususnya yang tidak bersisik diketahui sangat tidak toleran terhadap produk-produk anti white spot, oleh karena itu, perhatikan cara pemberian obat-obatan tersebut pada kemasannya dengan baik.
Perlakuan perendaman dengan garam dalam jangka panjang (selama 7 hari pada dosis 2ppt(part per thousand)) diketahui dapat menghilangkan white spot. Perlakuan ini hanya dapat dilakukan pada ikan-ikan yang tahan terhadap garam.Akuarium sendiri dapat dibersihkan dari white spot dengan cara memindahkan selurah ikan dari akuarium tersebut.  Pada lingkungan tanpa ikan sebagai inang, fase berenang dari whte spot akan mati dengan sendirinya.  Pada akuarium dengan suhu diatas 21°C, akuarium akan terbebas dari white spot setelah dibiarkan selama 4 hari.  Akan lebih aman lagi apabila akuarium tersebut dibiarkan selama 7 hari.   Semua peralatan akuarium juga akan terbebas dari white spot setelah dibiarkan selama 7 hari.Radiasi dengan sinar ultra violet dapat pula membantu mengurangi populasi white spot.
Ikan yang lolos dari serangan white spot diketahui akan memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut.  Kekebalan ini dapat bertahan selama beberapa minggu atau beberapa bulan.  Meskipun demikian ketahanan ini dapat menurun apabila ikan yang bersangkutan mengalami stres atau terjangkit penyakit lain.  Pada suatu serangan white spot sering dijumpai ada ikan dari jenis yang sama tidak terjangkit oleh white spot tersebut sama sekali.  Hal ini merupakan salah satu petunjuk adanya fungsi kekebalan tadi.
Setiap jenis ikan memiliki tingkat kerentanan yang berbeda terhadap white spot.Dari sekian banyak spesies yang ada Botia macracantha merupakan salah satu spesies yang sangat rentan terhadap white spot.              
Banyak jenis perawatan yang tersedia.Beberapa jenis perawatan ditujukan untuk menyerang/melumpuhkan ciliata ketika masih dalam fase berenang.Sementara yang lainnya langsung ditujukan untuk melenyapkan ciliata di badan koi.Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan garam ikan 5 kg/ton air kolam atau dengan meningkatkan suhu diatas 25C.Perawatan mungkin perlu dilakukan secara berulang. Untuk tahu cara penanganan penyakit yang lebih tepat, alangkah lebih baik jika pemilik berkonsultasi dulu dengan pakar koi atau orang yang memang ahli di bidang ini.
b. Perawatan dan Pengobatan
Berikut adalah cara mengobati penyakit white spot pada ikan koi berdasarkan pengalaman dokter hewan.
1.   Saat melihat ada bintik putih pada salahsatu tubuh ikan, segera pindahkan ikan tersebut ke akuarium lain dan periksa secara menyeluruh tubuh ikan yang lain. Jika terdapat ikan lain yang memiliki bintik putih juga, pindahkan ikan tersebut ke akuarium lain lagi. Hal ini untuk mencegah penyebaran penyakit bintik putih pada ikan yang masih sehat.
2.   Setelah anda yakin tidak ada ikan lain yang memiliki bintik putih lagi, segera ganti air di dalam akuarium, dan ganti air setiap hari selama seminggu berturut-turut.
3.   Setelah ikan yang memiliki bintik putih dikarantina dalam akuarium karantina, naikkan temperatur air di dalam akuarium secara perlahan. Normalnya, ikan hidup di suhu air antara 20 hingga 26 derajat celcius.Naikkan suhu air dalam akuarium karantina secara perlahan (satu derajat celcius dalam setiap jam secara perlahan) hingga mencapai 30 derajat celcius, dan pertahankan suhu tersebut selama beberapa jam untuk membunuh jamur penyebab penyakit white spot. Lakukan langkah diatas selama satu minggu sambil dengan air yang diganti setiap harinya.
4.   Jika anda kesulitan melakukan poin nomor tiga karena tidak adanya water termometer, maka anda bisa melakukan poin keempat ini, yaitu menambahkan garam ikan ke dalam air. Ganti air tiap hari dengan air yang telah ditambahkan garam ikan hingga kondisi ikan atau kura-kura sehat kembali.
Langkah pengobatan penyakit white spot poin ketiga sebenarnya sudah cukup untuk mengobati penyakit white spot pada ikan.Namun jika bintik putih tidak juga berkurang, berikan garam ikan ke dalam air akuarium karantina dengan dosis 5gr perliter air, lakukan selama 3 hari berturut-turut.


                                                                                                        









BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diperoleh dari tinjauan pustaka adalah penyakit ikan hias umumnya disebabkan oleh duakelompok besar, yaitu penyakit yang disebabkan oleh parasit (parasiter) dan bukanparasit (non parasiter).Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh adanyaparasit yang menyerang tubuh, insang, lendir, maupun organ dalam tubuh ikan itusendiri.Parasit tersebut dapat berupa protozoa, jamur, bakteri, dan virus.Sedangkanpenyakit non parasit adalah penyakit yang timbul bukan karena serangan parasit. Penyakit White spot atau dikenal juga sebagai penyakit “ich” merupakan penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit.  Penyakit ini umum dijumpai pada hampir seluruh spesies ikan.  Secara potensial white spot dapat berakibat mematikan.  Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih di sekujur tubuh dan juga sirip.
III.2. Saran
            Sebaiknya mata kuliah akuakultur lebih diperkenalkan lagi kepada para mahasiswa agar lebih menambah wawasan tentang akuakultur.





DAFTAR PUSTAKA

Afarico, 2011. Penyakit white spot. http://blogs.unpad.ac.id/alfarico/2011/05/14/white-spot-ich/, diakses pada tanggal 14 Oktober 2015, Makassar.

Nira, 2013.Gejala Dan Penyebab Penyakit White Spot.http://duniakoi.com/gejala-penyebab-dan-pengobatan-penyakit-bintik-putih-white-spot-pada-koi,diakses pada tanggal 14 Oktober 2015, Makassar.

Priandoko, Trias, 2015. Penyakit Yang Biasa Menyerang Ikan Hias.http://www.pusattoko.com/penyakit-yang-biasa-menyerang-ikan-hias-a-cara-pengobatannya.html, diakses pada tanggal 14 Oktober 2015, Makassar.

Purnama, Chandra, Yogi, 2011. Permasalahan Budidaya Ikan Koi. http://dokumen.tips/documents/makalah-permasalahan-budidaya-ikan-koi.html, diakses pada tanggal 14 Oktober 2015, Makassar.

Sovica, Vira, 2014. Cara Mengobati Penyakit White Spot.http://www.caramemeliharahewan.com/2014/09/cara-mengobati-penyakit-white-spot.html,diakses pada tanggal 14 Oktober 2015, Makassar.