Selasa, 02 Februari 2016

METABOLIT SEKUNDER SERANGGA

MAKALAH INDIVIDU
EKOLOGI SERANGGA

METABOLIT SEKUNDER













OLEH:

SELVIANI
H411 12 334






EKOLOGI SERANGGA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala bimbingan dan penyertaan-Nya, sehingga makalah biologi molekuler dengan judul Metabolit sekunder selesai tepat pada waktunya.
Sebagaimana pepatah mengatakan bahwa tiada gading yang tidak retak, begitupula makalah ini tidak luput dari kekurangan, maka tegur sapa yang bersifat membangun selalu dinanti.






















                                                                                   

Makassar, 17 Mei 2015


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

i.1 Latar Belakang
            Kurang lebih 1 juta spesies serangga telah dideskripsi (dikenal dalam ilmu pengetahuan), dan hal ini merupakan  petunjuk bahwa serangga merupakan mahluk hidup yang mendominasi bumi. Diperkirakan, masih ada sekitar 10 juta spesies serangga yang belum dideskripsi. Peranan serangga sangat besar dalam menguraikan bahan-bahan tanaman dan binatang dalam rantai makanan ekosistem dan sebagai bahan makanan mahluk hidup lain. Serangga memiliki kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang ekstrem, seperti di padang pasir dan  Antarktika.
Walaupun ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata, kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan dalam biodiversity(keanekaragaman bentuk hidup) dan dalam siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh serangga bervariasi dari mikroskopis (seperti Thysanoptera, berbagai macam kutu dll.) sampai yang besar seperti walang kayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu habitat di hutan hujan tropika diperkirakan, dengan hanya memperhitungkan serangga sosial (jenis-jenis semut, lebah dan rayap), peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali peranan jenis-jenis vertebrata.
Satu-satunya ekosistem di mana serangga tidak lazim ditemukan adalah di samudera. Serangga juga memiliki keanekaragaman luar biasa dalam ukuran, bentuk dan perilaku. Kesuksesan eksistensi kehidupan serangga di bumi ini diduga berkaitan erat dengan rangka luar (eksoskeleton) yang dimilikinya, yaitu kulitnya yang juga merangkap sebagai rangka penunjang tubuhnya, dan ukurannya yang relatif kecil serta kemampuan terbang sebagian besar jenis serangga. 
Ukuran badannya yang relatif kecil menyebabkan kebutuhan makannya juga relatif sedikit dan lebih mudah memperoleh perlindungan terhadap serangan musuhnya. Serangga juga memiliki kemampuan bereproduksi lebih besar dalam waktu singkat, dan keragaman genetik yang lebih besar. Dengan kemampuannya untuk beradaptasi, menyebabkan banyak jenis serangga merupakan hama tanaman budidaya, yang mampu dengan cepat mengembangkan sifat resistensi terhadap insektisida.
Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia seperti lebah madu, ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh alami hama atau serangga perusak tanaman, pemakan detritus dan sampah, dan bahkan sebagai makanan bagi mahluk lain, termasuk manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal serangga dari aspek merugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya menjadi hama perusak dan pemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa (vektor) bagi berbagai penyakit seperti malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian sebenarnya serangga perusak hanya kurang dari 1 persen dari semua jenis serangga. Dengan mengenal serangga terutama biologi dan perilakunya maka diharapkan akan efisien manusia mengendalikan kehidupan serangga yang merugikan ini.
Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi dan perilaku adaptasi dalam lingkungannya, dan demilkian banyaknya jenis serangga yang terdapat di muka bumi, menyebabkan  banyak kajian ilmu pengetahuan, baik yang murni maupun terapan, menggunakan serangga sebagai model. Kajian dinamika populasi misalnya, bertumpu pada perkembangan populasi serangga. Demikian pula, pola, kajian ekologi, ekosistem dan habitat mengambil serangga sebagai model untuk mengembangkannya ke spesies-spesies lain dan dalam skala yang lebih besar.
2.1 Rumusan Masalah
            Rumusan masalah dari dibuatnya makalah ini adalah apakah yang dimaksud dengan senyawa terpenoid?







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Di habitat asli, tanaman dikelilingi sejumlah besar musuh alami. Hampir semua ekosistem berisi banyak ragam bakteri, virus, fungi, nematode, kutu, serangga, mamalia, dan hewan herbivore lainnya. Secara alami, tanaman tidak dapat menghindar dari herbivore dan pathogen hanya dengan menghindar; mereka harus melindungi diri dengan cara lain.
Kutikula (lapisan luar berlilin) dan periderm (jaringan pelindung sekunder), disamping memperlambat hilangnya air, memberi halangan untuk masuknya bakteri dan fungi. Selain itu, sekelompok senyawa tanaman dikenal sebagai metabolit sekunder yang melindungi tanaman terhadap beragam herbivora dan mikroba patogen. Senyawa sekunder bisa berfungsi penting lain, seperti penyangga struktural, seperti pada lignin, atau pigmen, seperti pada anthocyanin.
Terpen, atau terpenoid, menyusun golongan terbesar produk sekunder. Aneka substansi dari golongan ini umumnya tak terlarut dalam air. Terpen di-biosintesa dari acetyl-CoA atau glikolitik menengah. Setelah membahas biosintesa terpen, kita akan mengamati bagaimana kinerjanya mengusir herbivora dan bagaimana sebagian herbivora mengelakkan efek racun dari terpen. Terpen terbentuk oleh fusi dari satuan isopren lima karbon
Semua terpen diturunkan dari gabungan unsur lima-karbon (juga disebut satuan C5) yang memiliki rangka karbon bercabang dari isopentana:
Unsur struktural dasar terpen terkadang disebut satuan isopren, karena terpen dapat terurai pada suhu tinggi untuk menghasilkan isopren:
Maka semua terpen adakalanya disebut dengan isoprenoid.
Terpen digolongkan dengan jumlah satuan C5 yang dikandungnya, meski ubahan metabolis secara luas terkadang menyulitkan untuk memilih residu asli lima-karbon. Terpen sepuluh karbon, yang berisi dua satuan C5, disebut monoterpene; terpen 15-karbon (tiga satuan C5) disebut sesquiterpene; dan terpen 20-karbon (empat satuan C5) adalah diterpene, Terpen besar meliputi triterpene (30 karbon), tetraterpene (40 karbon), dan polyterpenoids ([C5]n karbon, dimana n>8).
                    Gambar 2.1 Terpene ( mono dan seskuiterpen di Arabidopsis Chen)
 
 
Terpenoid yang berasal dari Tanaman
Peran biologis ( mudah menguap dan tidak menguap ) :
-Rasa , Aroma, bau
-Antibiotik
-Hormon
- membran lipid
- akktraktan serangga
- Proses transpor elektron ( dalam respirasi dan fotosintesis )
Biosintesis dalam dua kompartemen utama
1.      Jalur mevalonate mengarah ke IPP di Sitosol
2.      MEP jalur yang mengarah ke IPP di Plastida

 
               Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat (mevalonic acid : MVA).
Produksi di Tanaman
·         Penyimpanan :
1.      trikoma glandular : Labiatae seperti Mentha , kubis
2.      Rongga  :Jeruk
3.      Saluran resin : pinus 
·         Produksi dan emisi langsung :
1.      Bunga
2.      Daun
3.      Buah
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
            Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat (mevalonic acid : MVA).
III.2 Saran
            Sebaiknya mata kuliah ini lebih dikembangkan dan diberi fasilitas agar sistem pembelajaran bisa lebih dimengerti.




















DAFTAR PUSTAKA



Wink, M., 1988. Plant Breeding: Importance of plant secondary Metabolites for Protections Againts Pathogens And Herbivores. Genzetrum Der Universitat Munchen, Pharmazeuthische Biologie, Karlstrasse 29, D-8000 Munchen 2, Federal Republic Of Germany.

Zahira, 2011. Mengenal Tanaman Metabolit Sekunder. http://zaharapiyu.blogspot.com/, diakses pada tanggal 06 april 2015, Makassar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentarnya tulung!! tentang postingan saya