TUGAS MAKALAH
ICHTIOLOGI
EKSRESI DAN OSMOREGULASI PADA IKAN
(PISCES)
Oleh:
Selviani
H411 12 334
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Ikan tergolong hewan bertulang belakang (termasuk vertebrata) yang
berhabitat di dalam perairan. Ikan bernapas dengan insang, bergerak dan menjaga
keseimbangan tubuhnya menggunakan sirip-sirip. Ikan bersifat poikilotermal.
Alat ekskresi ikan berupa ginjal opistonefros
yaitu merupakan tipe ginjal yang paling primitive.Pada ginjal ini, tulbulus-tubulus bagian anterior telah
lenyap, beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis serta terdapat
konsentrasi dan pelipatgandaan tubulus di bagian posterior.Mekanisme eksresi
ikan air tawar berbeda dengan ikan air laut.Ikan air tawar mengeksreksi ammonia
dan aktif menyerap ion anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine dalam
jumlah besar.Sebaliknya pada ikan air laut mengeksresksikan
sampah nitrogen berupa trimetilamin oksida (TMO), mengekresikan ion-ion lewat
insang dan mengeluarkan urine sedikit.
Ikan mempunyai
system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang disebut
urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran ginjal
dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada umumnya
terletak antara columna vertebralis dan gas bladder. Ginjal terdiri dari dua
bagian yaitu caput renalis anterior yang tersusun atas jaringan hemapoeitik,
limfoid dan endokrin serta trunkus renalis posterior yang tersusun atas
nefron-nefron dikelilingi jaringan limfoid interstitial. Sisi kanan dan kiri
dari trunkus renalis berfusi dan membentuk lengkungan yang mengisi ruangan
diantara kedua gas bladder. Di bagian posterior dari lengkungan ini trunkus
renalis menipis menyesuaikan lekukan pada gas bladder. Caput renalis terpisah
atas bagian kana dan kiri, terletak di anterior dari lengkungan tersebut
memasuki daerah cranium.
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
Bagaimanakah
sistem eksresi dan osmoregulasi pada ikan?
I.3. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini
adalah untuk mengetahui sistem eksresi dan osmoregulasi pada ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian sistem eksresi dan osmoregulasi pada Ikan
Sistem ekskresi adalah
sistem pembuangan proses metabolisme tubuh baik berupa gas, cairan, maupun
padatan melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan. Ginjal terletak di atas
rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis,
sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang. Ginjal memiliki fungsi
untuk menyaring sisa-sisa proses
metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi melalui
darah dan mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan
tekanan osmotik cairan tubuh.
Osmoregulasi
adalah sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan
darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan). Organ – organ pada sistem
osmoregulasi terdiri dari kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut. Tekanan
osmotik cairan tubuh pada ikan berbeda antara ikan-ikan bertulang sejati (Teleostei)
yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan
ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii) sehingga struktur dan jumlah
ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.Sistem Osmoregulasi ialah sistem
pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan
tekanan osmotik habitat (perairan).Tekanan osmotik adalah tekanan yang
diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul
pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Osmoregulasi secara energik membutuhkan energi yang sangat
banyak. Suatu pergerakan netto air hanya terjadi dalam gradient
osmotik.Osmoregulator harus menghabiskan energi untuk mempertahankan gradien
osmotik yang memungkinkan air untuk masuk dan bergerak keluar. Mereka melakukan
hal tersebut dengan cara memanipulasi kosentrasi zat terlarut dalam cairan
tubuhnya. Suplai energi osmoregulasi terutama bergantung pada seberapa besar
perbedaan osmolaritas seekor hewan dari osmolaritas lingkungannya dan pada
seberapa besar kerja transport membran diperlukan untuk mengangkut zat-zat
terlarut secara aktif. Peranan osmoregulasi dan eksresi adalah:
a)
Mengendalikan kandungan ion dalam cairan tubuh, garam
berkelakuan seperti elektrolit lain dan dalam cairan tubuh akanterurai menjadi
ion-ion.
b)
Mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh, jumlah
air dalam cairan tubuh dan cara pengaturannya merupakan salah satu masalah
fisiologik yang di hadapi oleh mahluk hidup.
c)
Mengatur kadar ion H atau pH cairan tubuh. Osmoregulasi
dilakukan dengan berbagai cara melalui ginjal, kulit, membran mulut. Kebanyakan hewan menjaga agar
kosentrasi cairan tubuhnya tetap lebih tinggi dari mediumnya (regulasi
hiporosmotis) atau lebih rendah dari mediumnya (regulasi hipoosmotis).
1. Osmoregulasi pada ikan air tawar
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap
air dari lingkungannya dengan cara osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar
garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya.
Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam
tubuh. Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ikan air
tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam
air.Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar.Ini
dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan
sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan
malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli
proximallis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli
ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air.read
more>> Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air,
kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya
encer, dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit
ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah
bocor kedalam air.Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah
insang.
Ikan-ikan yang hidup di air tawar
mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga
air cenderung masuk ketubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh yang
semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan atau diimbangi, maka akan
menyebabkan hilangnya garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga
cairan tubuh tidak dapat menyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan
air tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak
dengan diameter besar.Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam
tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ketika cairan dari badan malpighi
memasuki tubulus ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubulus proksimal
dan garam-garam diserap kembali pada tubulus distal. Dinding tubulus ginjal
bersifat impermiable (kedap air).
Air seni yang dikeluarkan ikan
sangat encer dan mengandun sejumlah kecil senyawa nitrogen, seperti:
• Asam urat
Asam urat merupakan sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya
racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air
rendah.
Asam urat
dioksidasi oleh asam nitrat pekat membentuk asam dialurat dan aloksan. Zat-zat
ini berkondensasi dengan ammonia membentuk mureksida (ammonium purpurat) yang
berwarna ungu kemerahan.
• Kreatinin
Rs = 0, 249 nm, Ru = 0, 375 nm.
Kadar kreatinin = 0,249/0,375 X 1500/1 X 1/1000 = 0,996 g/24jam. Kreatinin
disintesis di dalam hati dari metionin, glisin, dan arginin.Dalam otot rangka
kreatinin difosforilasi untuk membentuk fosforilkreatin yang merupakan simpanan
tenaga penting bagi sintesis ATP.
ATP yang terbentuk oleh glikolisis
dan fosforilasi oksidatif bereaksi dengan kreatin untuk membentuk ADP dan
banyak fosforilkreatin.
• Amoniak
Meskipun air seni mengandung sedikit
garam, keluarnya air yang berlimpah menyebabkan jumlah kehilangan garam yang
cukup besar.Garam-garam juga hilang karena
difusi dari tubuh. Kehilanan garam ini diimbangi dengan garam-garam yang
terdapat pada makanan dan penyerapan aktif melalui insang.
• Kreatin
Pada golongan
ikan Teleostei, gelembung air seni (urinary bladder) dapat digunakan untuk
menampung air seni. Disini dilakukan penyerapan kembali terhadap
ion-ion.Dinding gelembung air seni bersifat impermiable terhadap air.
2. Osmoregulasi pada ikan air Laut
Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang
tinggi.Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya.
Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena
proses osmosis melalui kulit. Untuk itu, insang ikan air laut aktif
mengeluarkan garam dari tubuhnya.Untuk mengatasi kehilangan air, ikan
‘minum’air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan
garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Organ dalam tubuh ikan menyerap
ion-ion garam seperti Na+, K+ dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan
selanjutnya disirkulasi. Kemudian insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion
tersebut dari darah ke lingkungan luar. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi
osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan
dengan ikan air tawar.Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air.Jumlah
glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada
ikan air tawar.
Ikan laut hidup pada lingkungan yang
hipertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan
air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garam-garam.Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’air laut sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh.
Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam harus
dihilangkan.
Karena ikan
laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni
lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubulus ginjal mampu
berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomerulus ikan laut cenderung lebih
sedikit dan bentuknya lebih kecil dari pada ikan air tawar
Kira-kira 90%
hasil buangan nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang, sebagian besar
berupa amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air seni masih
mengandung sedikit senyawa tersebut. Air seni Osteichthyes mengandung:
• Kreatin
Pada golongan ikan Teleostei,
gelembung air seni (urinary bladder) dapat digunakan untuk menampung air seni. Disini
dilakukan penyerapan kembali terhadap ion-ion.Dinding gelembung air seni
bersifat impermiable terhadap air.
• Kreatinin
• Senyawa
nitrogen
•
Trimetilaminoksida (TMAO)
IKAN AIR LAUT
|
IKAN AIR TAWAR
|
Tubuh
lebih hipotonis dari air laut sehingga air banyak yang keluar dari tubuh.
|
Tubuh
lebih hipertonis dari lingkungannya sehingga air banyak yang masuk lewat
permukaan tubuhnya.
|
Akibatnya
ikan laut banyak minum air laut untuk menutupi kehilangan air yang besar
|
Akibatnya
ikan air tawar sedikit minum air.
|
Urin
yang dihasilkan sedikit dan pekat
|
Urin
yang dihasilkan banyak dan encer
|
Ginjal memiliki sedikit glomelurus sehingga penyaringan
sisa hasil metabolisme berjalan lambat.
|
Ginjal dilengkapi
sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih banyak sehingga penyaringan sisa
hasil metabolisme berjalan cepat
|
Sebalknya pada air laut mengeksresksikan sampah
nitrogen berupa trimetilamin oksida (TMO), mengekresikan ion-ion lewat insang
dan mengeluarkan urine sedikit.
|
Ikan air tawar mengeksreksi ammonia dan aktif menyerap
ion anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine dalam jumlah besar.
|
II.2 Pengaruh
Hormonal Terhadap Ekresi Dan Osmoregulasi
Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal
karena meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah
maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan
encer.Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin
sedikit dan pekat.Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakit
diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer.
Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut:
1) Jumlah air yang diminum Akibat
banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat
menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang
efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.
2) Saraf Rangsangan pada saraf ginjal akan
menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus
berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun.
3) Banyak sedikitnya hormon insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam
darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus
distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering
mengeluarkan urin.
Hormon dapat
mempengaruhi ginjal dengan menaikkan atau menurunkan tekanan darah yang
mengubah laju penyaringan ke dalam kapsula Bowman, yang berarti pula mengubah
jumlah cairan ekskresi. Hormon juga bisa mempengaruhi ekskresi ginjal dengan
cara tertentu pada sel tubuli ginjal untuk mengubah permeabilitas dan laju
penyerapan kembali terhadap substansi tertentu. Hormon juga mempenyaruhi penyaringan
maupun penyerapan pada insang.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas,
dapat diperoleh kesimpulan yaitu Sistem
Osmoregulasi ialah sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh
(air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan). Tekanan osmotik
adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan
molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses
osmosis).
III.2 Saran
Sebaiknya, mata kuliah ini lebih diperkenalkan kepada
mahasiswa agar semakin tahun peminatnya semakin bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Meilinda, 2014. Osmoregulasi Pada Ikan. http://meilindabarahima.blogspot.co.id/2014/03/osmoregulasi-pada-ikan.html, diakses pada tanggal 11 oktober 2015, Makassar.
Ningsih, Sri, Rahman, 2011. Sistem Eksresi dan
Osmoregulasi Pada Ikan. http://srirahmaningsih.blogspot.co.id/2011/10/sistem-ekskresi-dan-osmoregulasi-ikan.html, diakses pada tanggal 11 oktober 2015, Makassar.
Paon, 2012. Osmoregulasi pada Ikan Air tawar Dan
Air Laut http://sahabatbiologi.blogspot.co.id/2012/06/osmoregulasi.html, diakses pada tanggal 11 oktober 2015, Makassar.
Wahyuningtyas, Nia, 2012. Osmoregulasi air laut
dan air tawar. http://youll-knowit.blogspot.co.id/2012/03/sistem-osmoregulasi-ikan-air-tawar-dan.html, diakses pada tanggal 11 oktober 2015, Makassar.
Terimakasih infonya sangat bermanfaat http://bit.ly/2wbyDdn
BalasHapus